Harga Minyak Merosot Terseret Kekhawatiran Suku Bunga The Fed dan Kasus Covid Tiongkok
Harga minyak turun sekitar USD1 per barel pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena pengetatan stok minyak mentah AS akibat badai musim dingin tidak sebanding dengan kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve dan meningkatnya kasus covid-19 di Tiongkok yang berpotensi mengurangi permintaan.
Melansir Antara, Jumat, 23 Desember 2022, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari merosot USD1,22 atau 1,5 persen menjadi USD80,98 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari tergelincir 80 sen atau 1 persen menjadi USD77,49 per barel.
Harga minyak turun setelah rilis data ekonomi AS menunjukkan jumlah orang yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat lebih rendah dari yang diperkirakan pekan lalu. Ekonomi AS dinilai pulih lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada kuartal ketiga.
Namun, data yang positif itu justru meningkatkan kekhawatiran bahwa The Fed untuk lebih cenderung mengintensifkan kenaikan suku bunga dalam sebuah langkah yang dapat memperlambat ekonomi dan menghambat konsumsi bahan bakar.
“Itu mulai merusak momentum, karena kekhawatiran tentang The Fed akan kembali memangkas pasar lagi,” kata Analis Price Futures Group Chicago, Phil Flynn.
Pada saat yang sama, maskapai penerbangan membatalkan hampir 2.000 penerbangan AS yang dijadwalkan pada Kamis, 22 Desember 2022 dan Jumat, mengganggu ribuan perjalanan liburan dan mengirimkan sinyal bearish untuk permintaan bahan bakar perjalanan.
Di sisi lain, yang menghambat harga minyak adalah kenaikan dolar AS dan penurunan ekuitas, kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates, bersama dengan kekhawatiran permintaan yang berasal dari lonjakan kasus covid-19 Tiongkok.
Sumber : medcom.id
Gambar : CNN Indonesia