Indonesia-Inggris Perkuat Kolaborasi Kemitraan Rendah Karbon MENTARI EE
Pemerintah Indonesia dan Inggris mempererat kolaborasi Kemitraan Rendah Karbon MENTARI, Senin, 28 November 2022, dengan peluncuran komponen Efisiensi Energi yang bertujuan mendukung ambisi Indonesia menuju transisi energi rendah karbon.
Kesepakatan implementasi MENTARI komponen Efisiensi Energi (MENTARI EE) ini merupakan bagian dari sejumlah perjanjian yang ditandatangani di bulan November untuk memperdalam kerja sama Indonesia dan Inggris. Beberapa waktu lalu di Konferensi Kepala Negara G20 pada 15 November di Bali juga diumumkan kesepakatan pendanaan untuk Indonesia Just Energy Transition Partnership (JETP).
Inggris mendukung inisiatif tersebut dengan pendanaan sejumlah USD1 miliar yang akan disalurkan melalui pinjaman Bank Dunia serta melalui perjanjian antara program MENTARI dan PT Sarana Multi Infrastruktur dalam bentuk skema investasi bersama untuk proyek-proyek energi terbarukan.
Peluncuran kemitraan MENTARI EE tersebut diresmikan melalui penandatanganan kesepakatan implementasi antara Kedutaan Inggris dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. MENTARI EE bertujuan mendukung pencapaian target reduksi emisi gas rumah kaca Indonesia dari subsektor efisiensi energi.
MENTARI EE memperluas kemitraan MENTARI yang telah berjalan, yang telah aktif sejak tahun 2020, yaitu dalam proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan baterai untuk dua desa di Sumba. Pemerintah Inggris berkomitmen mendanai kegiatan MENTARI EE dengan dukungan tambahan sejumlah GBP2,7 juta dari UK Partnering for Accelerated Climate Transitions (UK PACT).
Pemerintah Indonesia telah menetapkan target efisiensi energi sebesar 17% dari semua sektor pada tahun 2025. Target ini diperkirakan dapat menurunkan emisi gas rumah kaca dari sektor energi sebesar 30 persen pada 2030.
MENTARI EE akan mendukung Kementerian ESDM untuk mencapai target tersebut melalui beberapa intervensi efisiensi energi pada sektor bangunan gedung serta merumuskan insentif bagi implementasi proyek efisiensi energi melalui skema pembiayaan dan kebijakan untuk instrumen lainnya yang dapat mendorong berkembangnya bisnis pendukung efisiensi energi.
Dukungan juga akan diberikan untuk memdorong koordinasi yang lebih erat antara pemangku kepentingan sehingga tercipta kondisi yang mempermudah implementasi proyek efisiensi energi yang berujung pada percepatan reduksi emisi gas rumah kaca dari sektor energi.
Seperti halnya kemitraan MENTARI yang telah berlangsung antara Kedutaan Inggris dan Kementerian ESDM, pelaksanaan MENTARI EE akan dipimpin oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.
“Pemerintah Inggris menyambut baik kesempatan untuk memperkuat kemitraan dengan Pemerintah Indonesia untuk mendukung upaya Indonesia melakukan percepatan implementasi efisiensi energi,” kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Selasa, 29 November 2022.
“Selain dapat mendukung pencapaian target ambisius Indonesia untuk mereduksi emisi gas rumah kaca, upaya ini juga dapat menurunkan biaya yang dikeluarkan konsumen untuk pemakaian energi. Inisiatif baru ini menandai capaian lebih lanjut dari kolaborasi yang makin mendalam dan meluas antara dua negara dalam sektor energi yang telah dimulai melalui Kemitraan Inggris – Indonesia untuk Energi Rendah Karbon MENTARI.”
“Program ini juga selaras dengan keterlibatan Pemerintah Inggris dalam Indonesia Just Energy Transition Partnership (JETP) yang baru saja diluncurkan dalam pertemuan KTT G20 bulan ini,” ungkap Dubes Owen.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bapak Arifin Tasrif, yang turut menyaksikan penandatanganan kesepakatan implementasi, menyambut baik Program MENTARI EE.
“Terima kasih Bapak Owen Jenkins yang terus menerus secara aktif mendorong program energi efisiensi di seluruh tanah air, bukan saja di forum-forum seperti ini, tetapi di daerah-daerah. Dukungan untuk efisiensi energi sangat penting mengingat kejadian krisis energi yang dampaknya dirasakan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia,” sebut Arifin.
Sumber : medcom.id
Gambar : Kompas.com