Kepala Negara Guinea Khatulistiwa Bisa Jadi Presiden Terlama di Dunia
Presiden Guinea Khatulistiwa, Teodoro Obiang Nguema, diprediksi bisa jadi presiden terlama di dunia.
Obiang diperkirakan bakal menang lagi dalam pemilihan umum negara itu dan memperpanjang 43 tahun jabatannya di pucuk pimpinan negara kecil penghasil minyak tersebut.
Diberitakan Reuters, pemilihan presiden Guinea Khatulistiwa digelar pada Minggu (20/11) dengan diikuti lebih dari 400 ribu warga.
Dalam pemilu tersebut, warga juga memilih 100 anggota parlemen sebagai majelis rendah, 55 dari 70 orang senator, dan wali kota daerah.
Kans terpilihnya Obiang jadi presiden terlma di dunia dinilai tak mengejutkan bagi sejumlah pengamat. Sebab, pria 80 tahun itu selalu terpilih dengan lebih dari 90 persen perolehan suara di berbagai jajak pendapat.
Perolehan suara Obiang itu sebetulnya banyak dipertanyakan oleh pengamat internasional. Sebab Obiang dinilai terlalu lama memimpin hingga membuat kebebasan politik negara itu sangat minim.
Para kritikus menyebut Obiang selama ini kerap memamerkan gaya hidup mewah yang bertentangan dengan masyarakat yang hidup di tengah kemiskinan.
Obiang juga dituduh memberangus perbedaan pendapat dan kebebasan berekspresi masyarakat.
Kelompok hak asasi manusia menyebut pemerintahan Obiang melarang adanya protes dan mengontrol media secara ketat. Kepala negara itu juga disebut tak jarang menangkap dan menyiksa lawan politiknya dengan sewenang-wenang.
Intimidasi itu, kata mereka, meningkat menjelang pemilihan. Selama periode itu, pihak berwenang menyasar kelompok masyarakat sipil dan para kritikus.
Pemilu ini pun jadi sorotan negara Barat seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Dalam pernyataan terpisah, keduanya menyerukan pemilihan umum yang bebas dan adil bagi negara tersebut.
Kedua negara juga mengucapkan keprihatinan atas laporan pelecehan dan intimidasi terhadap kelompok oposisi dan masyarakat sipil.
Meski begitu, pemerintah Guinea Khatulistiwa membantah laporan tersebut. Pemerintah juga meminta negara Barat tak ikut campur dalam proses pemilihan mereka.
Dalam pemilu kali ini, Obiang bersaing melawan dua kandidat oposisi yakni Buenaventura Monsuy Asumu yang mencalonkan diri untuk keenam kalinya melawan Obiang dan Andrés Esono Ondo yang perdana mencalonkan diri.
Guinea Khatulistiwa diketahui hanya memiliki dua presiden sejak merdeka dari Spanyol pada 1968 silam. Obiang menggulingkan pamannya, Francisco Macias Nguema, dalam sebuah kudeta pada 1979.
Dalam kampanyenya pada Jumat, Obiang mengaku memutuskan untuk memajukan pemilihan presiden beberapa bulan dan mengadakannya bersama dengan pemilihan legislatif dan kota agar menghemat uang di tengah krisis ekonomi.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia