Dolar AS Remuk, Harga Emas Melonjak

Harga emas berjangka naik lebih lanjut pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut dan bertengger di atas level psikologis baru USD1.700. Penguatan emas dunia ini terjadi karena greenback melemah di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih kecil dari Federal Reserve.

Melansir Antara, Rabu, 9 November 2022, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melonjak USD35,5 atau 2,11 persen menjadi USD1.716 per ounce, setelah diperdagangkan berkisar di tertinggi sesi USD1.720,4 dan terendah USD1.667,1.

Emas berjangka terdongkrak USD3,9 atau 0,23 persen menjadi USD1.680,5 pada Senin, 7 November 2022, setelah melambung USD45,7 atau 2,8 persen menjadi USD1.676,6 pada Jumat, 4 November 2022, dan jatuh USD19,1 atau 1,16 persen menjadi USD1.630,9 pada Kamis, 3 November 2022.

Kemudian, emas menembus USD1.700 pada Selasa, 8 November 2022 untuk menetap di harga tertinggi sejak 6 Oktober. Mundurnya imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mendukung harga emas.

Seperti diketahui, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,44 persen menjadi 109,6390, setelah tergelincir ke level terendah hampir dua minggu.

Beberapa pejabat dari bank sentral AS menyuarakan dukungan untuk laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat untuk mencegah kehancuran ekonomi, bahkan ketika inflasi AS mengamuk mendekati level tertinggi 40 tahun memberikan tekanan terhadap dolar.

Investor juga menunggu data inflasi harga konsumen AS Oktober yang akan dirilis pada Kamis, 10 November 2022. Data tersebut dapat membantu memandu keputusan Federal Reserve selanjutnya tentang kebijakan moneter.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 58,3 sen atau 2,79 persen, menjadi USD21,502 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik USD25,1 atau 2,54 persen menjadi USD1.014,5 per ounce.

Sumber : medcom.id
Gambar : Aktual.com