Terbang Tinggi! Harga Emas Siap Tembus US$ 1.700/Troy Ons
Emas terus menunjukkan kinerja yang positif. Pada perdagangan awal pekan ini, Senin (7/11/2022) pukul 05:28 WIB, harga emas dunia di pasar spot menyentuh US$ 1.680,72 per troy ons. Harga emas menguat 0,03%.
Penguatan ini memperpanjang kinerja positif emas yang terbang pada perdagangan terakhir, Jumat (4/11/2022). Pada Jumat pekan lalu, harga emas melonjak 3,14% ke posisi US$ 1.680 per troy ons.
Penguatan sebesar 3,14% dalam sehari adalah yang terbesar pada tahun ini. Kenaikan sebesar 3,14$ sehari ini adalah yang tertinggi sejak 24 Maret 2020 atau lebih dari 2,5 tahun terakhir.
Saat perang Rusia-Ukraina meletus dan menimbulkan kegoncangan geopolitik pada tahun ini, harga emas bahkan hanya mampu menguat 2,72%. Saat pelaku pasar khawatir dengan meningkatnya resesi AS pada 3 Oktober lalu, harga emas juga hanya terkerek 2,4%.
Selebihnya, emas lebih banyak melemah pada tahun ini setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memberlakukan kebijakan moneter ketat.
Dalam sepekan, harga emas langsung menguat 2,9% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih melandai 0,82% sementara dalam setahun jeblok 7,9%.
Emas melonjak setelah tingkat pengangguran AS meningkat menjadi 3,7% pada Oktober 2022. Level tersebut menyamai angka Agustus (3,7%) dan menjadi yang tertinggi sejak Februari 2022 (3,8%).
Angka pengangguran Oktober juga di atas ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan 3,6%.
Jumlah lapangan kerja baru juga menurun drastis. Pada Oktober 2022, penambahan jumlah tenaga kerja hanya mencapai 261.000. Penambahan tenaga kerja pada Oktober juga menjadi yang terendah sejak Desember 2020 atau dalam 22 bulan terakhir.
Data tenaga kerja yang memburuk ini memberi harapan jika The Fed akan mulai melonggarkan kebijakan ketatnya.
Analis OANDA Edward Moya mengatakan emas bisa terus menguat dan menembus US$ 1,700 pada pekan ini.
“Jika inflasi AS memberikan kejutan dengan menurun signifikan mala emas akan melaju kencang ke atas US$ 1.700 per troy ons,” tutur Moya dikutip dari Reuters.
Namun, analis TD Securities Bart Melek mengingatkan rally emas kemungkinan tidak akan bertahan lama.
“Sangat dini jika memperkirakan emas akan meningkat terus karena kebijakan agresif The Fed belum selesai,” tutur Melek, dikutip dari Kitco.
TD Securities memperkirakan emas bisa kembali jatuh ke bawah US$ 1.600 jika The Fed kembali menaikkan suku bunga secara agresif hingga menyentuh 5,5%. Sebagai catatan, The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 375 bps sepanjang tahun ini menjadi 3,75-4,0%.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Warta Magelang