Rupiah Dekati Rp15.750 per Dolar AS Akibat Kenaikan Yield Obligasi AS
Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.745 per dolar AS pada Jumat (4/11) pagi. Mata uang Garuda melemah 50 poin atau 0,32 persen dari perdagangan sebelumnya.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia kompak berada di zona hijau. Yen Jepang menguat 0,15 persen, baht Thailand menguat 0,33 persen, peso Filipina menguat 0,04 persen, won Korea Selatan melemah 0,11 persen, dan yuan China menguat 0,06 persen.
Dolar Singapura menguat 0,17 persen dan dolar Hong Kong terpantau stagnan pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Sedangkan, mata uang utama negara maju kompak berada di zona hijau. Tercatat euro Eropa menguat 0,15 persen, poundsterling Inggris menguat 0,33 persen, dan franc Swiss menguat 0,17 persen.
Lalu, dolar Australia menguat 0,19 persen, dan dolar Kanada menguat 0,14 persen.
Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan kembali melemah akibat kenaikan imbal hasil atau yield obligasi Amerika Serikat (AS).
“Imbal hasil obligasi AS dua tahun mencapai tingkat tertinggi sejak 2007. Lalu, sentimen risk off di bursa juga akan menambah tekanan pada rupiah,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Hari ini, Lukman memperkirakan rupiah bakal bergerak di rentang Rp15.650 per dolar AS – Rp15.800 per dolar AS.
Sumber : .cnnindonesia.com
Gambar : Market Bisnis