Mahathir Mohamad Akan Ikut Pemilu Malaysia, ‘Nyaleg’ di Usia 97 Tahun
Mantan perdana menteri Mahathir Mohamad akan kembali ikut serta dalam pemilihan umum legislatif Malaysia di usianya yang sudah mencapai 97 tahun.
Mahathir mengumumkan langsung keinginannya ini dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (11/10). Ia menyatakan bakal bertarung untuk kursi parlemen di Langkawi.
Namun, Mahathir mengatakan bahwa partai tempatnya bernaung, Parti Pejuang Tanah Air (Pejuang), belum menentukan sosok yang akan ditunjuk menjadi kandidat PM jika mereka menang.
“Kami belum memutuskan siapa yang akan menjadi perdana menteri karena kandidat perdana menteri hanya relevan jika kami menang,” ujar Mahathir, seperti dilansir Associated Press.
Dubes Rusia Ancam AS: Setop Bantu Ukraina atau Perang Meluas
Deret Negara yang Berikan Bantuan Alutsista ke Ukraina, AS-Jerman
Hingga kini, belum ada waktu pasti pemilu Malaysia bakal digelar.
Namun, pemilu pasti akan digelar dalam waktu dekat karena Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob sudah membubarkan parlemen pada Senin (10/10), di tengah tekanan dari dalam dan luar partainya.
Berdasarkan aturan di Negeri Jiran, pemilu harus digelar dalam kurun 60 hari setelah parlemen dibubarkan oleh perdana menteri.
Jika menang, Mahathir akan menjadi anggota legislatif tertua dan akan memegang jabatan tersebut selama lima tahun.
Mahathir sendiri sudah pernah memecahkan rekor sebagai pemimpin tertua dunia kala menang dalam pemilu untuk menjadi PM pada 2018 lalu.
Namun kini, para analis menganggap popularitas Mahathir di mata pemilih dari etnis Malaysia sudah merosot.
Sebagai mayoritas di Negeri Jiran, suara etnis Malaysia sangat berharga. Saat pemilu 2018 saja, Mahathir bisa menang karena populer di kalangan itu.
Untuk memperebutkan hati pemilih dari etnis Malaysia, Mahathir akan gontok-gontokan dengan wakil dari Partai UMNO yang populer di kalangan tersebut.
Selain itu, pesaing kuat Mahathir dalam pemilu kali ini juga bakal datang dari koalisi partai yang membuatnya menang dalam pemilu 2018 lalu, Pakatan Harapan.
Dalam pemilu kali ini, Pakatan Harapan akan kembali mengusung Anwar Ibrahim, politikus yang pernah dijanjikan menjadi perdana menteri untuk menggantikan Mahathir.
Menjelang pemilu 2018, partai-partai dalam koalisi Pakatan Harapan sepakat Mahathir akan mengundurkan diri dan menyerahkan takhtanya kepada Anwar.
Namun, perpecahan terjadi di internal Pakatan Harapan yang membuat Mahathir mengundurkan diri dari kursi PM, memicu pemilihan baru.
Kekuasaan kini malah kembali beralih ke tangan UMNO, partai yang sebenarnya menjadi musuh besar Pakatan Harapan pada pemilu 2018.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Realita Rakyat