PM Thailand Perintahkan Perketat Aturan Kepemilikan Senjata
Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-o-cha memerintahkan lembaga penegak hukum memperketat aturan kepemilikan senjata. Ia juga berjanji akan menindak penggunaan narkoba menyusul pembunuhan massal oleh seorang mantan polisi di sebuah pusat penitipan anak yang telah membuat negara itu terguncang.
Sebanyak 36 orang termasuk 24 anak-anak tewas dalam amukan pisau dan senjata pekan lalu oleh seorang mantan polisi yang kemudian bunuh diri di Uthai Sawan.
Insiden tersebut adalah yang terburuk dalam pembantaian tunggal di Thailand, dengan korban tewas anak-anak terbanyak.
“Perdana Menteri telah menginstruksikan pihak berwenang untuk secara proaktif mencari dan menguji penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan pejabat dan masyarakat, dan meningkatkan pengobatan bagi para pecandu,” kata juru bicara pemerintah Anucha Burapachaisri dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 11 Oktober 2022.
Ia menambahkan, Prayuth memerintahkan pencatat pemerintah untuk mencabut lisensi senjata dari pemilik terdaftar, yang dilaporkan berperilaku ‘mengancam masyarakat’ atau ‘menciptakan kekacauan dan menyebabkan kerusuhan’.
Pihak berwenang Thailand juga berencana untuk menarik senjata dari pejabat dan petugas polisi yang telah menyalahgunakan senjata api mereka atau berperilaku agresif saat bertugas.
“Pemeriksaan kesehatan mental secara teratur juga akan diperlukan bagi pemohon dan pemegang lisensi senjata,” seru Kepala Polisi Jenderal Damrongsak Kittprapas.
Kepemilikan senjata di Thailand tergolong tinggi dibandingkan dengan beberapa negara lain di Asia Tenggara. Senjata ilegal, banyak yang dibawa dari negara-negara yang dilanda perselisihan, adalah hal biasa.
Sumber : medcom.id
Gambar : Bulat