Rupiah Menguat Tipis Rp15.228 karena Imbal Hasil Obligasi AS Turun
Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.228 per dolar AS pada Kamis (29/9) pagi. Mata uang Garuda menguat 38 poin atau 0,25 persen dari perdagangan sebelumnya.
Mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi. Yen Jepang melemah 0,10 persen, baht Thailand melemah 0,74 persen, peso Filipina menguat 0,14 persen, won Korea Selatan menguat 0,50 persen, dan yuan China menguat 0,22 persen.
Dolar Singapura melemah 0,24 persen dan dolar Hong Kong terpantau melemah 0,01 persen pada perdagangan pagi ini.
Sedangkan, mata uang utama negara maju yang kompak berada di zona merah. Tercatat euro Eropa melemah 0,48 persen, poundsterling Inggris melemah 0,73 persen.
Kemudian, franc Swiss melemah 0,23 persen. Lalu, dolar Australia melemah 0,49 persen, dan dolar Kanada melemah 0,30 persen.
Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah bakal menguat pada perdagangan pagi ini ditopang oleh imbal hasil obligasi AS yang turun tajam.
“Namun, penguatan rupiah diperkirakan terbatas menjelang data inflasi PCE (Indeks Harga Belanja Personal) AS Agustus yang diprediksi naik. Ini akan kembali memicu kekhawatiran kebijakan suku bunga yang agresif dari The Fed,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Hari ini, Lukman memperkirakan rupiah bakal bergerak di rentang Rp15.100 per dolar AS – Rp15.250 per dolar AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : IPOL.ID