Revolusi Arema FC, Dua Hal yang Tak Luput dari Javier Roca
Jeda kompetisi Liga 1 2022-2023 selama dua pekan sebagai imbas adanya FIFA Matchday menjadi momen Javier Roca menata ulang Arema FC.
Sejak pertama kali didapuk menjadi pelatih kepala menggantikan Eduardo Almeida, Javier Roca dihadapkan dengan jadwal Liga 1 2022-2023 nan padat.
Alhasil, sang pelatih belum punya kesempatan untuk menata ulang prinsip dasar tim sesuai dengan filosofi pribadinya.
Pembenahan pun dimulai dari aspek paling dasar, yaitu gaya hidup untuk menunjang kebutuhan fisik di dalam lapangan.
Ia menanamkan etos hidup disiplin, terutama soal pola makan.
“Sebagai pemain profesional kami sudah sepakat, habis libur mereka satu-satunya cara untuk balik latihan dengan performa yang tidak terlalu jauh, yaitu jaga pola makanan,” ujar pelatih asal Chile tersebut.
“Makanya, setiap hari sebelum dan sesudah latihan ada timbang badan. Saya belum jaga laporan itu tetapi saya lihat mereka jaga, tidak ada yang terlalu jauh,” imbuhnya.
Setelah itu, Javier Roca juga memperdalam pengenalan filosofi dan karakter permainannya kepada pemain.
Hal itu dilakukan untuk melepaskan filosofi tim yang ditanamkan oleh pelatih sebelum ini, Eduardo Almeida.
Sehingga, Dendi Santoso dkk bisa bermain sesuai dengan gaya bermain seutuhnya.
“Sekarang semua 100 persen cuma hari ini kan tujuannya secara taktik, lebih ke prinsip permainan yang lebih besar sebagai tim, ball possession dan pressing,” tuturnya.
Aspek selanjutnya yang dibenahi adalah fisik. Ia merumuskan program latihan fisik baru untuk para pemain.
Penyesuaian kembali program latihan fisik dibutuhkan untuk menopang taktik di dalam lapangan.
“Secara fisik tujuannya lebih ke aerobik, jadi luas terus banyak pemain,” ujar pelatih berusia 45 tahun tersebut.
“Besok baru kita atur aerobik. Supaya kita bisa dapat pemain pemain yang VO2max lebih tinggi untuk mereka bisa bertahan ritme permainan lebih lama,” ujarnya lagi.
Sebenarnya, ada beberapa aspek pembenahan yang ingin dilakukan Javier Roca. Namun, beberapa harus dilewati dan dipersingkat karena waktu yang terbatas.
Salah satunya adalah tes VO2 max yang digunakan untuk mengukur tingkat maksimum oksigen setiap pemain.
Tes ini berhubungan dengan stamina pemain dan kemampuan mobilitas di dalam lapangan.
VO2 max juga menjadi dasar untuk menyusun program latihan individu untuk setiap pemain.
“Tidak ada waktu untuk tes V02 max. Kalau tes V02 max perlu tenaga ekstra. Seharusnya itu di awal musim. Kalau tidak di awal musim, susah,” kata pelatih yang selalu berpenampilan rapi itu.
“Karena itu butuh dua hari. Sebelum tes butuh istirahat, setelah test juga butuh istirahat. Bukan istirahat tidak latihan, tetapi latihannya ringan untuk dapat hasil maksimal,” pungkasnya.
“Kalau di tengah jalan susah.”
Sumber : kompas.com
Gambar : MSN