Isu Kenaikan Bunga Acuan AS Buat Minyak Turun 2 Persen Pekan Lalu
Harga minyak dunia naik pada Jumat waktu AS atau Sabtu (17/9) pagi WIB. Penguatan harga minyak ditopang oleh tumpahan di terminal Basra Irak yang disinyalir akan membatasi pasokan minyak mentah.
Dilansir dari Reuters, Senin (19/9), harga minyak mentah berjangka Brent naik 51 sen menjadi US$91,35 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1 sen menjadi US$85,11 per barel.
Meski menguat, harga minyak dunia tetap turun pada minggu lalu. Tercatat, Brent dan WTI masing-masing turun hampir 2 persen minggu lalu. Sedangkan, hingga kuartal II tahu ini, baik Brent maupun WTI turun sekitar 20 persen.
Hal ini merupakan persentase penurunan kuartalan terbesar sejak dimulainya pandemi covid-19 pada 2020 lalu.
Konsultan Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch mengatakan pasar minyak dibayangi sentimen kenaikan suku bunga acuan dari bank sentral AS (The Fed). Kekhawatiran muncul setelah The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin pada rapat yang akan digelar pada 20-21 September mendatang.
Menurutnya, kenaikan suku bunga dapat menyebabkan resesi dan mengurangi permintaan bahan bakar termasuk minyak sehingga harganya tertekan.
“Kemungkinan yang meningkat dari resesi global, seperti yang digarisbawahi oleh penurunan baru-baru ini dalam ekuitas dapat terus membatasi kenaikan harga (minyak) ke bulan depan dan mungkin seterusnya,” kata Ritterbusch.
Di sisi lain, Badan Energi Internasional memproyeksi permintaan minyak melemah pada kuartal IV tahun ini karena lockdown covid-19 di China.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Okezone Economy