Dolar AS Tekuk Rupiah ke Rp14.935 Usai Rilis Data Inflasi
Nilai tukar rupiah dibuka berada di posisi Rp14.935 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (14/9) pagi. Mata uang Garuda melemah 83,5 poin atau minus 0,56 persen dari posisi sebelumnya.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia bergerak di zona merah. Yen Jepang melemah 0,07 persen, baht Thailand minus 0,11 persen, peso Filipina minus 0,72 persen, won Korea Selatan minus 1,25 persen, dan yuan China minus 0,5 persen
Sedangkan, dolar Singapura dan dolar Hong Kong masing-masing menguat 0,11 persen dan 0,01 persen.
Sementara itu, mata uang utama negara maju justru kompak menguat. Tercatat poundsterling Inggris menguat 0,09 persen, franc Swiss menguat 0,03 persen, dan euro Eropa menguat 0,11 persen.
Lalu, dolar Australia menguat 0,18 persen, dan dolar Kanada menguat 0,01 persen.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memproyeksi rupiah melemah terhadap dolar AS hari ini. Rilis data inflasi Agustus AS yang masih di level di atas 8 persen direspons dengan penguatan dolar AS.
Menurutnya, inflasi AS bakal menjadi alasan bagi bank sentral AS The Fed untuk melanjutkan kebijakan kenaikan suku bunga acuannya.
“Sebelumnya para pejabat The Fed telah mengindikasikan bahwa menurunkan tingkat inflasi adalah prioritas utama saat ini. Rupiah kemungkinan bakal bergerak melemah hari ini,” imbuh Ariston.
Dari dalam negeri, kenaikan BBM subsidi masih menjadi penekan rupiah karena berpotensi menaikkan inflasi Indonesia lebih tinggi. Hal ini pun bisa menekan pertumbuhan ekonomi.
Ariston memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp14.850 sampai Rp14.950 per dolar AS pada hari ini.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Jawapos.com