Harga Minyak Dunia Bervariasi, Pasar Menunggu Keputusan The Fed
Harga minyak dunia bervariasi pada pergerakan hari ini. Harga minyak dunia tertekan potensi kenaikan suku bunga The Fed yang bisa menekan permintaan atas minyak. Namun kendala pasokan bisa mendorong kenaikan harga minyak dunia.
Dikutip dari Investing.com, Rabu, 31 Agustus 2022, harga minyak acuan WTI untuk kontrak Oktober 2022 naik 0,67 persen atau 0,61 bps ke level USD92 per barel. Kemudian harga minyak acuan Brent untuk kontrak November 2022 jatuh 0,10 persen atau 0,10 bps dengan berada pada level USD98,47 per barel.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan kenaikan suku bunga yang besar dapat berlanjut dan dapat memperlambat ekonomi. Hal ini bisa dilakukan mengingat data AS yang positif.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan lowongan pekerjaan AS naik secara tak terduga pada Juli, dengan jumlah posisi yang tersedia naik tipis menjadi 11,2 juta, melampaui semua perkiraan dan dari 11 juta yang direvisi pada Juni.
Investor sekarang menunggu data penggajian AS yang akan dirilis pada Jumat, 28 Agustus 2022. Kekuatan di pasar tenaga kerja kemungkinan akan memberi The Fed lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga secara agresif.
Kendala pasokan minyak
Menteri energi Arab Saudi mengisyaratkan pekan lalu ada keterputusan antara harga berjangka dan fundamental, dan OPEC+ memiliki sarana untuk menghadapi tantangan termasuk memangkas produksi untuk memulihkan keseimbangan pasar.
Selain itu masih kekhawatiran bentrokan mematikan di Irak akan merugikan industri minyak dan ekspor negara itu. Sedikitnya 15 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam pertempuran semalam di ibu kota Irak, menyusul penyerbuan para pemrotes ke istana presiden pada Senin, 29 Agustus 2022.
Pertempuran pecah di dalam dan di sekitar Zona Hijau setelah ratusan pengunjuk rasa yang setia kepada ulama Syiah kuat Moqtada al-Sadar merobohkan semen dan menyerbu melalui Istana Republik menyusul pengumuman ulama ia akan mundur dari politik.
Harga minyak dunia juga mendapat dukungan karena pelaku pasar khawatir bahwa kerusuhan di Libya dapat mengganggu pasokan minyak mentah. Kerusuhan di ibu kota Libya pada akhir pekan yang mengakibatkan 32 kematian, memicu kekhawatiran bahwa negara itu dapat tergelincir ke dalam konflik besar dan mengganggu pasokan minyak dari negara OPEC.
Sumber : medcom.id
Gambar : Seputar Energi