Kinerja Ekspor RI Terancam Akibat Perlambatan Ekonomi China
Perlambatan ekonomi China memberikan dampak buruk bagi banyak negara, tak terkecuali Indonesia.
Ekonom dalam negeri melihat dampak langsung bagi Indonesia melalui jalur perdagangan yakni ekspor. Apalagi, jika ekonomi yang melambat di negeri tirai bambu ini berlangsung lama.
Sebab, China adalah mitra dagang utama Indonesia. Bahkan, ekspor ke China merupakan salah satu yang terbesar dibandingkan ke negara-negara lainnya.
“Apalagi kalau kita berasumsi (perlambatan ekonomi China) terjadi dalam waktu yang lama, sudah pasti ini akan ikut mempengaruhi kinerja perdagangan terutama ekspor komoditas dari Indonesia menuju ke China,” ujar Ekonom CORE Yusuf Rendy kepada CNN Indonesia, Senin (18/7).
Rendy melihat, dengan berkurangnya ekspor ke China, maka otomatis akan berpengaruh pada setoran negara yang bisa merambat ke kinerja perekonomian secara tidak langsung.
“Dampak tidak langsungnya seperti penurunan harga komoditas ke penerimaan negara juga perlu diantisipasi,” kata dia.
Senada, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menilai perlambatan ekonomi China akan menahan kinerja ekspor Indonesia.
“Memang akan berdampak pada ekonomi Indonesia, terutama dalam sisi tujuan ekspor dan aliran FDI inflow,” tuturnya.
Meski demikian, Faisal melihat bahwa dampaknya ke perekonomian tidak akan terlalu besar bagi tanah air. Terlebih, saat ini ekonomi Indonesia 50 persen ditopang oleh konsumsi dalam negeri atau rumah tangga.
“Jadi secara net ekonomi Indonesia masih berpeluang untuk tumbuh lebih kuat di 2022,” jelasnya.
Pada Jumat (15/7) lalu, Biro Statistik Nasional China melaporkan ekonomi Negeri Tirai Bambu cuma tumbuh 0,4 persen pada kuartal II 2022 (year-on-year/yoy). Kinerja tersebut merupakan yang terburuk dalam dua tahun terakhir.
Dilansir CNN, kinerja tersebut jauh lebih rendah dari kinerja kuartal sebelumnya yang masih mampu tumbuh 4,8 persen. Angka itu juga meleset dari proyeksi ekonom dalam jajak pendapat Reuters, 1 persen. Jika dibandingkan kuartal I 2022, kinerja ekonomi periode April-Juni 2022 turun 2,6 persen.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Detik.com