3 Hari Beruntun Covid-19 di Atas 2 Ribu, Kasus Mingguan Naik 31 Persen
Perkembangan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan dalam beberapa pekan terakhir. Minggu ini, jumlah kasus Covid-19 naik 31,09 persen dibandingkan jumlah penambahan kasus pada pekan sebelumnya.
Selain itu, dalam tiga hari terakhir, penambahan kasus harian Covid-19 konsisten di atas 2.000 kasus. Rinciannya, 28 Juni bertambah 2.167 kasus, 29 Juni bertambah 2.149 kasus, dan 30 Juni bertambah 2.248.
Berdasarkan data yang dihimpun dari laporan harian pemerintah, tercatat selama periode 24-30 Juni, jumlah kumulatif kasus konfirmasi Covid-19 dalam sepekan berjumlah 13.635 kasus.
Sementara pada periode sepekan sebelumnya atau selama periode 17-23 Juni, kasus Covid-19 berjumlah 10.401 kasus.
Tren peningkatan kasus Covid-19 itu terpantau diiringi dengan penambahan jumlah orang yang diperiksa meskipun tidak signifikan. Selama periode 17-23 Juni, sebanyak 349.034 orang diperiksa.
Kemudian pada periode 24-30 Juni, jumlah warga yang diperiksa naik 5 persen menjadi 366.626 orang. Pemeriksaan Covid-19 di Indonesia dihitung dari hasil pemeriksaan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) alias tes swab, tes cepat molekuler (TCM), dan rapid test antigen.
Sementara perkembangan jumlah kasus kematian warga akibat Covid-19 menunjukkan tren penurunan. Selama periode 17-23 Juni, kasus kematian Covid-19 berjumlah 33 kasus, dan pada pekan ini berkurang menjadi 31 kasus kematian.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya telah memprediksi puncak gelombang Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 terjadi pada pekan kedua atau ketiga Juli 2022. Prediksi itu, kata dia, didasari atas pengamatan yang telah terjadi di Afrika Selatan.
Budi mengatakan Afrika Selatan merupakan negara asal dari kemunculan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Ia juga mengungkapkan 85 persen kasus Covid-19 yang dilaporkan di DKI Jakarta saat ini merupakan temuan kasus Covid-19 dengan subvarian BA.4 dan BA.5.
Temuan kedua subvarian itu menurutnya berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS). Ia pun memprediksi DKI Jakarta bakal menjadi daerah pertama di Indonesia yang mengalami puncak lonjakan kasus Covid-19 akibat BA.4 dan BA.5.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Republika