Menkes Peringatkan Puncak Omicron BA.4 & BA.5 Terjadi Pertengahan Juli

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi puncak gelombang Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 terjadi pada pekan kedua atau ketiga Juli 2022.

Prediksi itu, kata dia, didasari atas pengamatan yang telah terjadi di Afrika Selatan.

“Kalau polanya sama dengan di Afrika Selatan, perkiraan puncak (di Indonesia) bisa kena di pekan kedua dan ketiga Juli 2022,” kata Budi di JICT Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (25/6) seperti dikutip dari Antara.

Budi mengatakan Afrika Selatan merupakan negara asal dari kemunculan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang saat ini sedang mengalami pola peningkatan kasus tersebut.

Kenaikan kasus di Afrika Selatan dalam sebulan terakhir, kata Budi, hanya sepertiga dari kenaikan kasus di puncak Omicron BA.1. Hospitalisasi atau pasien yang dirawat di rumah sakit hanya sepertiga dari puncak Omicron.

“Angka kasus kematiannya sekitar 10 persen dari puncaknya Omicron,” ujarnya.

Jika Indonesia meniru pola yang terjadi di Afrika Selatan, kata Budi, diperkirakan puncak kasus di Tanah Air mencapai 30 persen dari puncak Omicron, atau setara 17.000 hingga 18.000 pasien dan setelah itu akan turun kembali.

“Namun dengan jumlah pasien yang masuk rumah sakit dan kematian jauh lebih rendah dari gelombang sebelumnya,” katanya.

Budi mengatakan laju penularan atau reproduction rate Covid-19 di Indonesia kini mencapai 2.000 lebih kasus per hari, tapi masih berada di level 1 versi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

Positivity rate nasional juga, klaimnya, masih terkendali yakni berada pada angka 3,61 persen atau di bawah standar WHO berkisar 5 persen. Meskipun demikian, masih ada beberapa provinsi di Indonesia seperti DKI Jakarta dan Banten yang sudah di atas 5 persen.

“Memang ada kenaikan dari 200 ke 2.000-an kasus saat ini. Tapi puncak gelombang di Indonesia sebelumnya mencapai 60.000-an kasus per hari,” kata Budi Gunadi Sadikin usai menerima bantuan mesin refrigerator vaksin dari Pemerintah Jepang di JICT Tanjung Priok,

Budi mengatakan WHO memberikan standar level 1 situasi pandemi di suatu negara dengan indikator 20 kasus per pekan, per 100.000 penduduk. Jika disesuaikan dengan situasi di Indonesia, maka standar level 1 WHO berkisar 7.800 per hari.

“Kalau masih di bawah itu (standar WHO), artinya masih di level 1 PPKM. Di Indonesia saat ini, 2.000-an kasus,” katanya.

Oleh karena itu, Budi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak panik menghadapi situasi pandemi saat ini.

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *