Rupiah Meradang ke Rp14.463 Gara-gara Isu Stagflasi
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.463 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (8/6) pagi. Mata uang melemah 9,5 poin atau 0,07 persen dibandingkan sebelumnya.
Sementara, mata uang Asia tampak bervariasi. Rinciannya, yen Jepang melemah 0,38 persen, baht Thailand melemah 0,12 persen, dan dolar Singapura melemah 0,08 persen.
Kemudian, ringgit Malaysia menguat 0,02 persen, won Korea Selatan menguat 0,22 persen dan yen China juga menguat 0,06 persen.
Lalu, beberapa mata uang utama di negara maju juga melemah dari dolar AS. Euro Eropa melemah 0,14 persen, Franc Swiss melemah 0,15 persen, poundsterling Inggris melemah 0,12 persen, dolar Kanada melemah 0,02 persen, dan dolar Australia melemah 0,07 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah hari ini. Pasalnya, pelaku pasar khawatir dengan isu stagflasi di beberapa negara.
“Bank Dunia dalam laporan riset yang dirilis semalam menyebut bahwa stagflasi karena kenaikan harga akibat perang di Ukraina bisa memicu krisis keuangan di negara berkembang seperti kejadian tahun 1970,” kata Ariston kepada CNNIndonesia.com, Rabu (8/6).
Ia menambahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani juga memberikan peringatan soal potensi krisis keuangan akibat kebijakan moneter AS.
“Selain itu, isu the Fed yang akan menaikkan kembali suku bunga acuan AS secara agresif juga masih menekan nilai tukar lain terhadap dolar AS,” ujar Ariston.
Hari ini, nilai tukar rupiah diproyeksi bergerak dalam rentang Rp14.450-Rp14.500 per dolar AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Republika