WHO Tegaskan Tak Perlu Vaksin Massal Cacar Monyet
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan wabah cacar monyet yang tengah menyebar di Afrika, Eropa, dan Amerika tidak memerlukan vaksinasi massal.
Menurut WHO, langkah-langkah menjaga kebersihan yang baik dan perilaku seksual yang aman dapat membantu mengendalikan dan mencegah penularan.
Ketua Tim Patogen Berisiko Tinggi Perwakilan WHO di Eropa, Richard Pebody, mengatakan pasokan langsung vaksin dan antivirus cacar juga relatif terbatas.
Pebody membeberkan langkah-langkah utama untuk mengendalikan wabah cacar monyet, di antaranya pelacakan kontak dan isolasi.
Ia juga menegaskan cacar monyet bukan virus yang menyebar dengan sangat mudah, juga sejauh ini tidak menyebabkan gejala serius.
Vaksin yang digunakan untuk memerangi cacar monyet, kata Pebody, juga dapat memiliki beberapa efek samping yang signifikan.
Komentar WHO ini muncul ketika Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan sedang dalam proses merilis beberapa dosis vaksin Jynneos untuk kasus cacar monyet.
Sementara itu, dilansir Reuters, Pemerintah Jerman juga mengatakan sedang mempertimbangkan opsivaksinasi dalam menanggulangi wabah cacar monyet.
Sementara itu, Inggris telah memberikan vaksinasi cacar monyet kepada beberapa petugas kesehatan.
WHO melaporkan sampai pada Sabtu (21/5), sebanyak 92 kasus cacar monyet terkonfirmasi di negara-negara yang bukan wilayah endemi virus penyebab cacar monyet.
Virus tersebut menyebar ke manusia lewat binatang. Virus ini juga menimbulkan gejala seperti cacar biasa.
“Jadi kita hanya melihat … puncak gunung es,” kata Pebody.
Pertama kali diidentifikasi pada monyet, penyakit ini biasanya menyebar melalui kontak dekat dan jarang. Wabah cacar monyet pertama menyebar di wilayah Afrika Barat.
Namun, para ilmuwan tidak yakin wabah tersebut berkembang menjadi pandemi seperti Covid-19, mengingat virus monkeypox ini tidak menyebar semudah SARS-CoV-2.
Sumber : liputan6.com
Gambar : CNN Indonesia