Rupiah Meradang ke Rp14.648, Tapi Berpotensi Menguat
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.648 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (23/5). Mata uang Garuda melemah 6,5 poin atau 0,04 persen dibanding Rp14.642 per dolar AS pada Jumat (20/5) lalu.
Sementara itu, di kawasan Asia mayoritas mata uang menguat dari dolar AS. Won Korea Selatan menguat 0,03 persen, peso Filipina 0,05 persen, dolar Singapura 0,22 persen, dan yuan China 0,29 persen.
Kemudian, yen Jepang menguat 0,09 persen, bath Thailand 0,25 persen, dan rupee India 0,23 persen. Sementara, ringgit Malaysia melemah 0,03 persen dan dolar Hong Kong stagnan.
Mayoritas mata uang negara maju juga menguat, dolar Kanada menguat 0,33 persen, dolar Australia 0,74 persen, dan poundsterling Inggris 0,46 persen.
Kemudian, franc Swiss menguat 0,17 persen dan euro Eropa naik 0,25 persen. Sedangkan, rubel Rusia minus 0,35 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi menguat hari ini dengan kembalinya minat pasar terhadap aset berisiko.
“Sepertinya pasar mengambil peluang untuk mendapatkan profit dengan masuk di level rendah setelah penurunan harga di pasar beberapa waktu lalu,” ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Menurutnya, pelaku pasar masih melihat potensi pertumbuhan ekonomi setelah pelonggaran aktivitas di masa pandemi. Dari dalam negeri sendiri, surplus besar neraca perdagangan dan kondisi pandemi yang semakin mereda bisa memicu penguatan rupiah.
Ariston memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp14.580 sampai Rp14.680 per dolar AS pada hari ini.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Beritasatu.com