Pemprov DKI Diminta Siapkan Segala Fasilitas Kesehatan Antisipasi Hepatitis Akut
Pemprov DKI diminta menyiapkan segala obat dan fasilitas kesehatan sebagai bentuk antisipasi kemunculan kasus hepatitis akut. Epidemiolog sekaligus anggota DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak mengimbau agar masyarakat tidak panik dan tetap waspada terhadap penularan virus tersebut.
“Pemprov DKI sebaiknya segera memberi penyuluhan ke masyarakat dalam mencegah penularan. Di samping itu, perlu mempersiapkan obat-obatan dan fasilitas untuk antisipasi,” kata Gilbert, Jumat (6/5).
Menurutnya, upaya pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat adalah dengan menjaga kualitas hidup bersih. Sehingga masyarakat dituntut untuk selalu menjaga kebersihan dan pola hidup sehat.
“Menghindari jajan atau makanan yang tidak higienis. Setiap saat kita akan diperhadapkan dengan penyakit baru akibat mutasi virus yang ingin bertahan hidup. Kunci utama adalah daya tahan tubuh, hidup sehat dan asupan makanan yang baik,” dia menambahkan.
Dinkes DKI Akan Cek Riwayat Pasien Hepatitis
Dinas Kesehatan DKI Jakarta bersama Kementerian Kesehatan saling bertukar informasi perihal kasus hepatitis yang saat ini menjadi konsentrasi dunia kesehatan. Sama seperti pelacakan Covid-19, Dinkes akan melacak riwayat pasien.
“Bersama-sama kita pelajari kasusnya, artinya gambaran penyakitnya, perjalanan sakitnya, sampai melihat kemungkinan apakah ada orang lain yang juga punya gejala yang sama di keluarga,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Lies Dwi Oktavia, Jumat (6/5).
Dwi juga mengatakan bahwa Dinkes DKI DKI Jakarta memastikan akan melakukan pemantauan intensif terhadap pasien hepatitis.
“Jadi semua orang dengan keluhan ke arah penyakit hepatitis kemudian ada peningkatan enzyme pada fungsi hatinya itu kita waspadai,” ujarnya.
Sikap waspada tersebut untuk menetapkan tahapan ataupun prosedur yang perlu dilakukan oleh tenaga kesehatan agar pasien dapat mendapatkan tindakan medis yang tepat.
Terhadap 3 kasus kematian anak di Jakarta diduga akibat hepatitis baru, Dwi menuturkan hal tersebut masih membutuhkan investigasi lanjutan.
Sebab, imbuhnya, untuk memastikan sebuah diagnosis penyakit baru terdapat pemeriksaan lebih dibandingkan diagnosis penyakit yang sudah ada.
“Diperiksa lebih detil untuk kemungkinan mencari penyebab hepatitisnya apa, termasuk apakah hepatitis yang sedang masuk kewaspadaan atau hepatitis yang memang sudah ada sebelumnya,” imbuhnya.
Dia pun menganjurkan agar penggunaan alat makan dalam lingkup keluarga dan di tempat umum, sebaiknya terpisah.
“Tidak menggunakan alat makan bersama,” Dwi menandaskan.
Belum Ditemukan Kasus Hepatitis Akut, Warga Depok Diminta Waspada
Munculnya penyakit Hepatitis Akut membuat Pemerintah Kota Depok bergerak cepat. Pemerintah Kota Depok meminta warganya untuk waspada terhadap penyakit tersebut untuk mencegah penularan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati, mengatakan, timbulnya penyakit hepatitis akut menjadi perhatian Pemerintah Kota Depok.
“Diminta waspada, meski belum ada laporan yang masuk baik dari puskesmas maupun rumah sakit,” ujar Mary, Kamis (5/5/2022).
Mary menjelaskan, Dinas Kesehatan Kota Depok telah meminta puskesmas maupun rumah sakit melakukan tindaklanjut penanganan kesehatan apabila ditemukan gejala diduga hepatitis akut. Selain itu, Dinas Kesehatan telah menyiapkan link laporan apabila ditemukan dugaan penyakit tersebut.
“Link laporan kejadian sudah kami siapkan dan puskesmas maupun rumah sakit dapat melakukan penanganan,” jelas Mary.
Mary mengungkapkan, umumnya masyarakat yang terkena penyakit hepatitis akan mengalami gejala demam tinggi, penurunan kesadaran, sendi terasa nyeri. Selain itu, urine akan berubah berwarna pucat atau gelap, kuning dan gagal, serta sejumlah gejala lainnya.
“Penderita akan mengalami diare, nafsu makan hilang, muntah, mual, dan nyeri perut,” ungkap Mary.
Pemerintah Kota Depok maupun Dinas Kesehatan mengajak masyarakat untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Walaupun hepatitis akut belum diketahui penyebabnya, masyarakat diminta untuk tidak panik dan tetap tenang, serta menetapkan PHBS selama beraktivitas.
“Mencuci tangan setelah beraktivitas, disiplin menggunakan masker, makan yang dimasak secara matang dan higienis,” ucap Mary.
Sumber : liputan6.com
Gambar : Liputan6.com