Jerman Legowo Embargo Energi Rusia, Harga Minyak Mentah Melesat
Harga minyak mentah dunia melesat pada perdagangan Kamis (28/4), waktu AS. Penguatan harga minyak terjadi usai Jerman akhirnya legowo dengan embargo energi Rusia.
Jerman tidak lagi menentang Uni Eropa, bahkan bergabung bersama mereka, untuk mencari cara menggantikan minyak Rusia dengan pasokan lain.
Mengutip Antara, Jumat (29/4), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni melesat 2,2 persen menjadi US$107,59 per barel.
Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk periode yang sama lompat 3,3 persen menjadi US$105,36 per barel.
Pasar minyak bereaksi tepat setelah laporan media yang menyebarkan informasi bahwa Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck menuturkan bahwa negaranya, dengan ekonomi terbesar di Uni Eropa, dapat mengatasi embargo impor minyak Rusia.
Padahal, sebelumnya Jerman menolak mentah-mentah ajakan embargo tersebut. Maklumlah, Jerman sangat bergantung pada impor energi Rusia.
Sebelum perang Rusia-Ukraina, minyak Rusia tercatat berkontribusi sekitar sepertiga dari pasokan di Jerman. Bulan lalu, Jermah telah memangkas pasokan minyak Rusia hingga 25 persen dari total impornya.
“Akibatnya, minyak dari dunia bebas akan menjadi lebih mahal dan minyak Tirai Besi (negara-negara pecahan Uni Soviet) akan jatuh lebih jauh nilainya,” kata Mitra Again Capital LLC di New York John Kilduff.
Diketahui, Pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan energi sebagai kekuatan untuk memukul negara-negara yang tak ramah atas invasi militer yang dilakukannya terhadap Ukraina.
Caranya, dengan mewajibkan pembayaran menggunakan mata uang rubel kepada negara-negara tak ramah yang ingin mengimpor energi Rusia. Polandia dan Bulgaria menolak dan Gazprom, BUMN migas Rusia, memutuskan menghentikan penjualan kepada kedua negara tersebut.
Sanksi negara-negara Barat telah memukul ekonomi Rusia. Tidak cuma karena embargo energi Rusia, tetapi juga pembekuan aset oligarki Rusia yang berada di luar negeri. Belum lagi, banyak perusahaan atau investor asing yang mengancam ‘eksodus’ dari Negeri Beruang Merah.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia