Harga Minyak Mentah Bangkit Usai Babak Belur di Bawah US$100 per Barel
Harga minyak mentah bangkit ke level US$100 per barel pada perdagangan Selasa (26/4), usai anjlok empat persen pada perdagangan sehari sebelumnya.
Melansir Antara, Rabu (27/4), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) untuk pengiriman Juni naik US$3,16 atau 3,2 persen menjadi US$101,7 per barel.
Lalu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni menguat US$2,67 atau 2,6 persen menjadi US$104,99 per barel.
Kedua acuan minyak tersebut sempat ‘babak belur’ pada pembukaan pekan ini karena kekhawatiran penurunan permintaan dari China, importir minyak terbesar dunia.
Sebagai perbandingan, minyak mentah berjangka WTI AS untuk pengiriman Juni terjun US$3,53 atau 3,5 persen menjadi US$98,54 per barel pada perdagangan Senin (25/4) waktu AS.
Lalu, minyak mentah berjangka Brent anjlok US$4,33 atau 4,1 persen menjadi US$102,32 per barel.
Penguncian wilayah di Shanghai, China, yang berlarut membuat investor cemas dinilai akan membuat stok minyak melimpah.
Selain situasi di China, investor juga khawatir dengan pelepasan minyak dari cadangan darurat. Apalagi, Kazakhstan juga meningkatkan produksi minyak mentah selama beberapa hari terakhir.
Di sisi lain, Uni Eropa juga mempertimbangkan opsi memangkas impor minyak Rusia sebagai sanksi lanjutan terhadap Moskow.
Jerman berharap akan mengganti seluruh pengiriman minyak dari Rusia dalam hitungan hari. Sementara, pedagang komoditas di Trafigura Group akan menghentikan semua pembelian minyak mentah dari BUMN migas Rusia, Rosneft, mulai 15 Mei nanti.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : SIndonews