BI Yakin Inflasi RI Terjaga Meski di AS Loncat ke 8,5 Persen
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis inflasi di Tanah Air dapat terjaga dan terkendali meski inflasi global kian melonjak. Salah satu negara dengan inflasi yang tengah meradang adalah Amerika Serikat (AS).
Maret lalu inflasi di Negeri Paman Sam melesat hingga 8,5 persen.
“Secara keseluruhan asesmen-asesmen kami sejauh ini, kami masih yakin inflasi bisa terjaga di sasaran yaitu 2 sampai 4 persen atau 3 persen plus minus 1 persen,” kata Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2022, Rabu (13/4).
Meski yakin terkendali, pemerintah dan BI tak akan lengah. Kedua pihak itu akan berupaya mengantisipasi kenaikan inflasi.
Gubernur bank sentral tersebut akan terus memantau tekanan kenaikan harga pangan dan energi yang bisa memicu kenaikan inflasi. Selain itu, ia juga akan berkoordinasi dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas fiskal dan moneter dengan baik.
Tak hanya inflasi, Perry menyatakan bahwa pihaknya akan tetap menahan suku bunga Bank Indonesia di posisi 3,5 persen. Walau, saat ini ekonom di Amerika Serikat (AS) memproyeksikan suku bunga bank sentral The Federal Reserve (The Fed) akan naik hingga 50 basis poin dalam beberapa bulan ke depan.
Perry menjelaskan bahwa kenaikan suku bunga disebabkan oleh dua hal yakni inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, ia mengklaim suku bunga acuan BI saat ini tidak akan naik, sekalipun inflasi dapat saja meningkat akibat kenaikan harga pangan dan energi.
Menurutnya, suku bunga dapat dinaikkan apabila telah menekan inflasi fundamental.
“Kebijakan suku bunga moneter Bank Indonesia hanya merespons tekanan inflasi yang bersifat fundamental. Jadi tekanan harga pangan atau energi tentu saja tidak akan merespons dampak pertamanya, yang kita respons dampak rambatannya. Kalau inflasi berdampak pada fundamental yakni inflasi inti,” ucapnya.
Namun untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga, kini bank sentral telah melakukan normalisasi likuiditas dengan menguranginya dan menaikkan giro wajib minimum.
Sebelumnya, Badan Statistik Ketenagakerjaan AS mengumumkan bahwa inflasi telah melonjak hingga 8,5 persen pada Maret lalu. Angka ini diklaim menjadi yang tertinggi dalam 41 tahun terakhir.
Tak hanya AS, inflasi global juga merebak di beberapa negara seperti Spanyol dengan 9,8 persen dan Turki hingga 61 persen.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Bisnis.com