Jelang Pemilu Prancis, Keunggulan Macron Terancam Disusul Marine Le Pen

Presiden Prancis Emmanuel Macron menghadapi pertarungan sengit dalam pemilihan umum mendatang, saat sebuah survei menunjukkan bahwa dirinya hanya unggul beberapa poin di depan rival utamanya, Marine Le Pen. Kedua tokoh ini diyakini akan menjadi kandidat terdepan dan berpotensi berhadapan langsung di putaran kedua.

Sebuah survei dari Harris Interactive memperlihatkan Macron hanya unggul tiga poin dari Le Pen, yakni 51,5 persen berbanding 48,5 persen.

Dikutip dari The National, Selasa, 5 April 2022, ini merupakan hasil survei dengan angka terdekat antar dua kandidat teratas di Prancis. Dalam pemilu Prancis 2017, Macron dan Le Pen pernah berhadapan di putaran kedua. Kala itu Macron menang dengan angka meyakinkan, yakni 66 persen melawan 34 persen.

Beberapa survei lainnya memperlihatkan Macron, 44, dengan angka dukungan yang lebih besar namun tidak jauh meninggalkan Le Pen. Kesibukan Macron di dunia diplomasi internasional terkait invasi Rusia memberikan kesempatan bagi Le Pen untuk mendorong agenda-agenda dalam negeri.

Le Pen, perempuan 53 tahun dari partai sayap kanan National Rally, mencoba berfokus pada isu domestik seperti biaya hidup di Prancis selama masa kampanyenya.

Berfokus pada Ukraina, Macron menanti hingga momen terakhir dalam mendeklarasikan pencalonan dirinya ke periode kedua. Ia menggelar kampanye perdananya pada Sabtu kemarin, delapan hari menjelang pemilu Prancis pada hari Minggu pekan ini.

“Saya sudah berkampanye secara serius. Saya berada di lapangan selama enam bulan. Tokoh-tokoh lain tidak berkampanye, termasuk presiden republik ini,” kata Le Pen dalam sebuah wawancara radio.

Para pendukung partai-partai mainstream Prancis telah bersatu di masa lalu dalam mencegah Le Pen dan ayahnya, Jean-Marie Le Pen, dari kekuasaan. Namun ada kekhawatiran bahwa persatuan ini sudah tidak sekuat dulu, yang dapat memberikan kesempatan bagi Le Pen untuk mengalahkan petahana.

Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id