Rupiah Menguat ke Rp14.356 di Tengah Pelemahan Mata Uang Asia
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.356 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (1/4) pagi. Mata uang Garuda menguat 7 poin atau 0,05 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, mayoritas mata uang di Asia bergerak melemah pagi ini.
Tercatat, won Korea turun 0,03 persen, yen jepang 0,55 persen, bath Thailand 0,26 persen, dolar Taiwan 0,24 persen, ringgit Malaysia 0,18 persen, yuan China 0,11 persen, dolar Singapur 0,13 persen, dan dolar Hong Kong 0,01 persen,
Sementara, penguatan terjadi pada peso Filipina sebesar 0,15 persen dan rupee India 0,16 persen.
Di negara maju, mata uang cenderung menguat terhadap dolar AS. Terpantau, dolar Kanada menguat 0,05 persen, dolar Australia 0,01 persen, dan euro 0,04 persen.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengungkapkan nilai tukar rupiah berpotensi tertekan terhadap dolar AS dengan meningkatnya ekpektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif setelah rilis data ekonomi AS semalam.
“Data ekonomi AS yang dirilis semalam, Personal Consumption Expenditures (PCE) Price index yang merupakan data yang mengukur tingkat inflasi harga konsumsi, masih menunjukkan kenaikan yang meningkatkan ekspektasi pelaku pasar bahwa Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga acuan AS dengan agresif tahun ini,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (1/4).
Selain itu, invasi Rusia ke Ukraina yang masih berlanjut meningkatkan risiko inflasi karena naiknya harga-harga komoditi termasuk komoditi energi dan pangan. Hal ini bisa menyebabkan perekonomian global termasuk Indonesia tertekan.
“Hari ini nilai tukar rupiah berpotensi tertekan ke arah Rp14.400 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp14.350 per dolar AS,” ujarnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Portonews.com