Invasi Rusia Terus Berlanjut, Lithuania Berlakukan Keadaan Darurat Ketat

Lithuania memberlakukan keadaan darurat yang lebih ketat hari ini, Kamis, 10 Maret 2022. Langkah ini diambil sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.

Mereka membatasi hak untuk kebebasan berekspresi dan berkumpul secara damai, dalam apa yang dikatakan para kritikus sebagai kendala terberat pada kebebasan pribadi sejak zaman Soviet.

Pemerintah di Lithuania, anggota NATO dan Uni Eropa yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet, mengumumkan keadaan darurat pada 24 Februari setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Mereka khawatir Moskow dapat mengancam Lithuania dan mengerahkan tentara di sepanjang perbatasannya dengan Rusia dan Belarus.

Undang-undang baru, yang meloloskan parlemen dengan 71 suara mendukung dari 117 suara, melarang acara publik untuk mendukung tindakan Rusia atau Belarusia yang menyebabkan keadaan darurat ini.

Belarus sendiri secara terang-terangan mendukung Rusia dalam melakukan ‘operasi khusus’.

Larangan itu berlaku setidaknya hingga 20 April. Tindakan itu bahkan memungkinkan polisi untuk menghapus akses ke outlet media hingga 72 jam.

Mereka menghindari adanya disinformasi, propaganda perang, atau hasutan kebencian yang berkaitan dengan invasi.

“Mosi ini membatasi kemampuan untuk mengatakan bahwa ‘Putin hebat’ dalam pertemuan (publik), dan untuk menyebarkan propaganda perang dan disinformasi,” kata Perdana Menteri Ingrida Simonyte, merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin, dilansir dari AFP.

“Saya pikir tidak ada seorang pun di aula parlemen ini yang tertarik agar (propaganda dan disinformasi Rusia) ini meracuni tekad dan keinginan rakyat Lithuania untuk membantu Ukraina,” tambahnya.

Langkah baru ini juga akan melarang pengambilan gambar, pembuatan film atau “mengumpulkan informasi di lokasi” tentang pergerakan tentara atau infrastruktur energi strategis.

Beberapa partai oposisi menentang undang-undang tersebut dan menyebutnya sebagai pembatasan hak-hak dasar yang paling ketat sejak negara Baltik itu meninggalkan Uni Soviet tiga dekade lalu.

“Pemerintah sebenarnya mengatakan setiap warga negara Lithuania berpotensi menjadi mata-mata yang direkrut atau penyabot. Ini sangat berbahaya,” kata anggota oposisi Saulius Skvernelis.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *