Rupiah Loyo ke Rp14.394 Pagi Ini
Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.394 per dolar AS pada Jumat (4/3) pagi. Mata uang Garuda minus 4,5 poin atau 0,03 persen dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.389 per dolar AS.
Sementara, mayoritas mata uang di Asia bergerak menguat pagi ini. Tercatat, dolar Singapura minus 0,29 persen, won Korea Selatan minus 0,59 persen, peso Filipina yang minus 0,38 persen, rupee India minus 0,26 persen, ringgit Malaysia minus 0,05 persen, dan baht Thailand minus 0,28 persen.
Kemudian, yen Jepang naik 0,08 persen, sementara dolar Hong Kong dan yuan China bergeming.
Di sisi lain, mata uang di negara maju kompak memerah pagi ini. Terpantau, franc Swiss minus 0,20 persen, dolar Kanada minus 0,13 persen, dolar Australia minus 0,16 persen, poundsterling Inggris minus 0,10 persen, dan euro Eropa minus 0,40 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memproyeksi nilai tukar rupiah berpotensi melemah. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran akan kenaikan inflasi yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan global akibat perang.
“Perang telah mendorong kenaikan harga komoditas termasuk energi. Harga minyak mentah telah bertahan di atas US$100 per barel dan belum ada tanda-tanda akan turun,” kata Ariston kepada CNNIndonesia.com, Jumat (4/3).
Ia menilai harga komoditas yang naik dapat mendorong kenaikan barang konsumsi. Pada akhirnya, hal ini dikhawatirkan dapat menekan daya beli masyarakat dan memperlambat pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
“Surplus neraca perdagangan RI juga bisa terganggu bila harga minyak mentah terus naik sehingga rupiah bisa tertekan,” katanya.
Selain itu, kenaikan inflasi global utamanya yang terjadi di AS dapat mendorong bank sentral The Federal Reserve untuk bertindak lebih agresif dalam menaikan tingkat suku bunga acuannya.
Ia pun memproyeksikan rupiah akan bergerak menurun dengan potensi antara Rp14.450 dan support Rp14.370.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : BeriSatu.com