Dolar AS Pamer Kekuatan saat Rusia Serang Ukraina
Kurs dolar Amerika Serikat (USD) menguat pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), karena pelaku pasar mencari tempat berlindung yang aman di tengah meningkatnya ketegangan di Ukraina. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,98 persen pada 97,1380.
Mengutip Xinhua, Jumat, 25 Februari 2022, pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1189 dari USD1,1312 di sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris turun menjadi USD1,3387 dibandingkan dengan USD1,3536 di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi USD0,7158 dari USD0,7236.
Sedangkan dolar AS dibeli 115,63 yen Jepang, lebih tinggi dibandingkan dengan 114,97 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9257 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9182 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2814 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,2738 dolar Kanada.
Pedagang dengan cemas mengamati pembaruan mengenai krisis Ukraina. Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan operasi militer khusus di Donbass, dan Ukraina mengkonfirmasi bahwa sasaran militer di seluruh negeri sedang diserang.
“Tindakan militer memicu penghindaran risiko. Untuk pasar mata uang, ini berarti safe haven, terutama CHF (Swiss franc) dan USD, akan tetap diminati dan tidak mungkin kehilangan banyak kekuatan,” kata Analis FX Commerzbank Antje Praefcke.
Emas melonjak
Di sisi lain, emas melonjak pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) setelah sempat mencapai level tertinggi 13-bulan di atas USD1.975 karena investor mencari aset aman menyusul operasi militer Rusia di Ukraina. Hal itu terjadi saat tanggapan Barat atas invasi tersebut tampak mengandung beberapa risiko geopolitik yang membuat logam kuning makin menarik.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terangkat USD15,9 atau 0,83 persen menjadi USD1.926,30 per ons, setelah sempat melonjak ke level tertinggi Januari 2021 di USD1.976,20 per ons.
Presiden AS Joe Biden memukul Rusia dengan gelombang sanksi setelah Moskow menginvasi Ukraina, tindakan yang menghambat kemampuan Rusia untuk melakukan bisnis dalam mata uang utama bersama dengan sanksi terhadap bank dan perusahaan milik negara.
Dalam sanksi terbaru terhadap Moskow, Presiden AS Joe Biden membatasi akses internasional untuk lima bank besar Rusia, termasuk VTB, membekukan aset Rusia di Amerika, dan membatasi kemampuan Rusia untuk mengimpor teknologi utama untuk peningkatan militer dan industri.
Sumber : medcom.id
Gambar : Tribun Travel