Dolar AS Kembali Merosot
Kurs dolar AS kembali merosot pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), di tengah menguatnya mata uang safe haven seperti yen Jepang dan franc Swiss. Pelemahan dolar terimbas kekhawatiran akan bergolaknya ketegangan Rusia-Ukraina.
Mengutip Antara, Jumat, 18 Februari 2022, dolar merosot ke 114,845 yen, terendah sejak awal Februari. Dolar terakhir melemah 0,4 persen pada 114,93 yen.
Terhadap mata uang Swiss, greenback jatuh ke 0,9189 franc, terlemah sejak 3 Februari. Dolar terakhir berpindah tangan pada 0,9202 franc atau merosot 0,2 persen.
Namun, beberapa mata uang komoditas yang sensitif terhadap sentimen risiko turun. Dolar Australia melemah 0,1 persen menjadi USD0,7188. Krona Norwegia juga turun terhadap dolar, di mana greenback menguat 0,5 persen menjadi 8,917 per dolar.
Di pasar mata uang kripto, bitcoin yang bergerak bersama dengan aset berisiko lainnya, terakhir turun 7,8 persen pada USD40.590.
“Tempat-tempat berlindung yang aman karena perkembangan geopolitik hari ini mengurangi harapan untuk kesepakatan diplomatik untuk mencegah aksi militer di sekitar Ukraina,” kata analis pasar senior Joe Manimbo di Western Union Business Solutions
Kekhawatiran akan invasi Rusia mendorong saham-saham AS turun tajam dan mendorong tawaran untuk aset-aset safe haven obligasi pemerintah. Untuk saat ini, konflik Rusia-Ukraina telah menggantikan kekhawatiran tentang rencana pengetatan kebijakan Federal Reserve.
Skenario yang lebih mungkin adalah untuk pengetatan seperempat poin oleh Fed. Dengan pergeseran hawkish, dolar secara luas tetap tidak berubah.
“Kami pikir ini sebagian besar karena pergeseran hawkish bank-bank sentral lain juga telah mendorong imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang di pasar ekonomi maju lainnya, menghasilkan pergeseran yang lebih kecil dalam imbal hasil relatif,” kata ekonom pasar modal Jonathan Petersen di Capital Economics.
Sumber : medcom.id
Gambar : CNBC Indonesia