IEA Naikkan Perkiraan Permintaan Minyak Dunia di 2022
Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) menaikkan perkiraan permintaan minyak dunia pada 2022, tetapi memperingatkan kegagalan kronis oleh OPEC dan sekutunya untuk memenuhi target produksi mereka. Harga minyak dunia langsung naik setelah pernyataan IEA.
Mengutip The Business Times, Minggu, 13 Februari 2022, minyak mentah berjangka Brent naik USD0,39 atau 0,4 persen menjadi USD91,80 per barel pada Jumat waktu setempat (Sabtu WIB). Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik USD0,45 atau 0,5 persen menjadi USD90,33 per barel.
Sebanyak 13 anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang dipimpin Arab Saudi dan 10 sekutu mereka, termasuk Rusia, telah memangkas produksi secara tajam pada 2020 karena harga jatuh setelah pandemi covid muncul.
Kelompok yang dijuluki OPEC+, mulai meningkatkan produksi tahun lalu, memperbarui setiap bulan target 400 ribu barel per hari, karena permintaan dan harga pulih setelah negara-negara mulai mencabut pembatasan covid. OPEC+ menyepakati kenaikan serupa lagi awal bulan ini meskipun harga minyak mentah melonjak dan ketegangan geopolitik mengguncang pasar.
Tetapi analis mengatakan beberapa anggota seperti Angola dan Nigeria tidak dapat meningkatkan produksi mereka dan yang lainnya, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, tidak mau melakukannya. “Kinerja buruk OPEC+ yang kronis dalam memenuhi target produksinya dan meningkatnya ketegangan geopolitik telah mendorong harga minyak lebih tinggi,” kata IEA.
“Jika kesenjangan terus-menerus antara produksi OPEC+ dan level targetnya berlanjut, ketegangan pasokan akan meningkat, meningkatkan kemungkinan lebih banyak volatilitas dan tekanan ke atas pada harga,” tambah IEA.
“Tetapi risiko ini, yang memiliki implikasi ekonomi luas, dapat dikurangi jika produsen di Timur Tengah dengan kapasitas cadangan harus mengkompensasi mereka yang kehabisan,” tambahnya.
Nasihat tentang kebijakan energi
IEA memiliki 30 anggota -kebanyakan negara Barat- dan memberi nasihat kepada pemerintah tentang kebijakan energi. Sedangkan Arab Saudi dan Rusia bukan anggota dari IEA. Dalam laporan bulanannya, OPEC mengatakan produksi dari 13 anggotanya telah meningkat hanya 64 ribu barel per hari antara Desember dan Januari, mencapai hampir 28 juta barel per hari.
IEA menaikkan prospek permintaan 2022 menjadi 100,6 juta barel per hari, meningkat 3,2 juta barel per hari, karena pemerintah semakin melonggarkan pembatasan covid. IEA sebelumnya memperkirakan permintaan untuk tahun ini sebesar 99,7 juta barel per hari tetapi angka tersebut direvisi naik menyusul penilaian ulang data historis dari Arab Saudi dan Tiongkok.
Sumber : medcom.id
Gambar : Sindonews