Omicron Tak Ganggu Permintaan, Harga Minyak Dunia Menguat Tipis
Harga minyak dunia menguat tipis pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Para investor bertaruh pasokan akan tetap ketat di tengah produksi yang tertahan oleh produsen utama dengan permintaan global tidak terganggu akibat penyebaran varian virus korona Omicron.
Mengutip CNBC International, Selasa, 18 Januari 2022, minyak mentah berjangka Brent naik sembilan sen atau 0,1 persen menjadi USD86,15 per barel. Di awal sesi perdagangan, harga minyak menyentuh level tertinggi sejak 3 Oktober 2018 di USD86,71. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 29 sen atau 0,4 persen menjadi USD84,11 per barel.
Kenaikan tersebut mengikuti reli pekan lalu, ketika Brent naik lebih dari lima persen dan WTI naik lebih dari enam persen. Pembelian minyak yang panik, didorong oleh pemadaman pasokan dan tanda-tanda varian Omicron tidak mengganggu seperti yang dikhawatirkan untuk permintaan bahan bakar, telah mendorong beberapa nilai minyak mentah ke tertinggi multi-tahun.
“Menunjukkan reli di Brent berjangka dapat dipertahankan lebih lama,” kata para pedagang.
“Sentimen bullish terus berlanjut karena (grup produsen) OPEC+ tidak menyediakan pasokan yang cukup untuk memenuhi permintaan global yang kuat. Jika dana (investasi) menambah bobot alokasi untuk minyak mentah, harga bisa mencapai level tertinggi 2014,” kata Analis Fujitomi Securities Co Ltd Toshitaka Tazawa.
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia, dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, secara bertahap melonggarkan pengurangan produksi yang diterapkan ketika permintaan runtuh pada 2020.
Tetapi banyak produsen yang lebih kecil tidak dapat meningkatkan pasokan dan yang lain waspada memompa terlalu banyak minyak jika terjadi kemunduran baru akibat covid-19.
“Yang terlihat selanjutnya adalah lonjakan permintaan musim panas, terutama di Eropa dan AS, yang bisa lebih besar dari tahun lalu, jika harapan yang tumbuh di sekitar Omicron akhirnya mengubah covid dari pandemi menjadi endemik terbukti benar,” kata Energy Analis Vanda Insights Vandana Hari.
“Ancaman geopolitik yang memburuk terhadap pasokan juga mendukung sentimen bullish,” pungkas Hari.
Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id