Meningkatnya Kasus Omicron dan Isu Domestik Penyebab Batalnya Pertemuan Menlu ASEAN
Pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) yang akan diselenggarakan pekan depan, terpaksa harus dibatalkan. Kamboja, sebagai tuan rumah mengatakan, pembatalan dilakukan karena banyak menteri menyatakan kesulitan untuk hadir.
“Kita sudah mendengar kabar dan memahami penundaan pertemuan retreat yang menurut rencana akan dilakukan secara fisik mengingat saat ini angka kasus Omicron menanjak terus sehingga banyak negara saat ini melakukan pembatasan perjalanan luar negeri dan beberapa negara ASEAN memiliki agenda domestik yang tidak dapat ditinggalkan,” kata Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Kadir Jailani.
“Jadi bukan Indonesia saja, tapi negara lain di ASEAN juga,” imbuhnya, Kamis, 13 Januari 2022.
Kadir mengatakan masih belum diketahui tanggal pastinya untuk pertemuan AMM selanjutnya. Ia juga belum bisa mengatakan apakah pertemuan tetap dilakukan secara fisik atau diubah menjadi daring.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Kadir mengakui di internal ASEAN masih banyak pandangan yang disatukan, termasuk mengenai persoalan undangan terhadap wakil Myanmar.
Namun, Kadir menegaskan kembali, Indonesia tetap konsisten dengan implementasi 5 poin konsensus yang sudah ditetapkan untuk Myanmar pada April tahun lalu.
“ASEAN tetap merupakan sokoguru politik luar negeri Indonesia. ASEAN sebagai komunitas regional memiliki arti penting dan kita berharap dapat menyelesaikan persoalan ini dengan memperhatikan prinsip kekeluargaan,” kata Kadir.
“Walaupun demikian, bukan berarti Indonesia sama sekali mengabaikan kemungkinan mekanisme lain bahwa saat ini pemerintah juga melakukan pendekatan dengan berbagai pihak secara bilateral dan multilateral,” lanjut dia.
Namun, ia kembali menegaskan, posisi Indonesia tidak berubah mengenai implementasi 5 poin konsensus tersebut.
“Lima poin konsensus harus diwujudkan dan dipegang teguh,” tegasnya.
ASEAN akhir tahun lalu mengambil langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya, yakni mengesampingkan Min Aung Hlaing dari KTT tahunan. Langkah itu diambil ASEAN karena Min Aung Hlaing gagal memenuhi komitmen yang ia setujui dalam mengakhiri kekerasan dan memulai proses dialog dengan semua pihak.
Langkah ASEAN yang tidak mengirimkan undangan membuat junta Myanmar geram. Hampir semua negara ASEAN sepakat untuk tidak mengundang junta.
Namun, berbeda dengan Kamboja. Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen menilai seharusnya Min Aung Hlaing tetap diundang karena ASEAN adalah satu keluarga besar.
Hun Sen bahkan mengunjungi Myanmar pekan lalu. Kunjungan tersebut merupakan kali pertama dilakukan pemimpin negara ASEAN setelah terjadinya kudeta pada Februari 2021.
Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id