Ernest Prakasa Bicara soal Kritik hingga Rencana Buat Film Action Comedy

Komika sekaligus sutradara Ernest Prakasa menjadi bintang tamu di kanal YouTube Tema Indonesia.

Berbincang dengan Indra Jegel dan Rigen, Ernest menceritakan perjalanan kariernya.

Awal-awal Ernest bekerja di label musik, menjadi komika, hingga akhirnya kini menjadi sutradara.

Ernest juga bicara keinginannya membuat film action comedy.

Ernest mengungkap bahwa ia pernah bekerja di label musik.
Ia mengaku enam tahun berkecimpung di industri musik.
Tiga tahun pertama Ernest bekerja di Sony Music.

“Tiga tahun kedua ngantor di dr. m. Sekarang dr. m itu salah satu agrerator YouTube terbesar di Indonesia, tapi dulu pas gue join dia sebenarnya music label,” ujar Ernest dikutip Kompas.com, Selasa (4/1/2022).

Ernest mengatakan, waktu itu ia adalah satu-satunya karyawan di label musik.

Sementara rekan-rekan kerja lainnya adalah founder label musik itu sendiri. Selama bekerja di label musik, Ernest pernah bekerja dengan Last Child hingga Saykoji dan Vagetoz.

Setelah enam tahun bekerja di label musik, Ernest pun mencoba hal baru. Ia mulai ikut audisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) pada 2011.

Dalam kompetisi itu, Ernest meraih peringkat tiga besar. Dari situ, ia pun mulai dikenal banyak orang. Bahkan, Ernest mendirikan Stand Up Indo, sebuah komunitas pelawak tunggal pertama di Indonesia, yang hingga kini telah memiliki sub-komunitas di puluhan provinsi.

Bahkan dia diangkat sebagai ketua pertama dari Stand Up Indo hingga Juni 2013. Ernest telah melakukan sebuah tur komedi tunggal pada 2012 dan merupakan komedian pertama Indonesia yang melakukan hal itu.

Setelah melakukan tur, Ernest memboyong keluarganya tinggal di Bali. Ernest mengaku ketika itu dia membayangkan mungkin tinggal di Bali sangat menyenangkan.

Namun, sutradara film Cek Toko Sebelah itu tak menampik bahwa sebagian besar pekerjaan menuntut dia berada di Jakarta.

Hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk tinggal di Bali. Karena itu dia kerap bolak-balik Bali-Jakarta.

“Jadi waktu gue tinggal di Bali, saat mau stand up gue terbang flight pagi ke Jakarta last flight gue pulang. Tek-tok karena kan istri gue dan anak gue di Bali,” tutur suami penulis Meira Anastasia tersebut.

Dia menjalani hal itu selama hampir tiga tahun. Sampai suatu ketika, Ernest merilis film pertamanya, Ngenest, pada 2015.

Karena ingin lebih serius di bidang film, Ernest Prakasa memboyong kembali keluarganya ke Jakarta.

Saat berada di Jakarta, Ernest mulai menekuni industri perfilman. Ernest ikut menjadi bintang film hingga membuat filmnya sendiri.

Misalnya, film yang dibuat Ernest sendiri, yakni Cek Toko Sebelah, Susah Sinyal, Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga, Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan hingga baru-baru ini Ernest merilis film Teka-Teki Tika.

Film Teka-Teki Tika ini bergenre drama misteri, sangat berbeda dari film-film Ernest sebelumnya.

Ernest mengatakan, ia mencoba membuat film ini karena memang ada kesempatan tanpa berekspektasi lebih.

Ernest tak menampik, walau film yang dibuatnya ini menuai banyak pujian, ada pula sebagian orang yang mengkritik filmnya tersebut.

Namun, ia tak masalah. Sebab ia harus siap menerima kritikan itu. Menurut Ernest, lebih sedih jika ia tak mencoba merilis film Teka-Teki Tika yang kini sudah tayang di Bioskop itu. Hal itu malah membuatnya penasaran. “Misalnya kalau gue rasa belum dicoba ya gue belum tahu, penasaran ya dicobain aja. Mau dibilang jelek, mau dibilang bagus gue berusaha serap kritiknya,” kata Ernest.

Sukses di dunia perfilman dengan genre komedi hingga drama misteri, ternyata ada keinginan Ernest yang masih belum tercapai. Ernest memiliki keinginan untuk membuat film dengan genre action comedy. Ernest mengatakan, ia ingin membuat film komedi seperti film-filmnya Jackie Chan yang tegang, tetapi kocak. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.

Hal itu ia rasakan saat membuat film Teka-Teki Tika yang di dalamnya juga dibumbui sedikit action. Walau sudah tahu sulit, Ernest berharap suatu saat ia punya keberanian untuk membuat film action comedy seperti yang diinginkannya saat ini. “Ya someday (dicoba buat) 20 tahun lagilah,” tutur Ernest berkelakar.

Sumber : kompas.com
Gambar : Kompas.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *