Inflasi AS Tekuk Rupiah ‘Berlutut’ ke Rp14.333
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.333 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (15/12). Mata uang Garuda melemah 9 poin atau 0,06 persen dibanding Rp14.324 per dolar AS pada Selasa (14/12).
Rupiah melemah bersama beberapa mata uang Asia lainnya. Won Korea Selatan melemah 0,26 persen, ringgit Malaysia minus 0,14 persen, dan yen Jepang minus 0,03 persen.
Sementara dolar Hong Kong stagnan. Sedangkan peso Filipina menguat 0,05 persen, yuan China 0,05 persen, baht Thailand 0,04 persen, dan dolar Singapura 0,04 persen.
Sebaliknya, mayoritas mata uang utama negara maju justru berada di zona hijau, seperti dolar Kanada menguat 0,11 persen, euro Eropa 0,09 persen.
Kemudian, dolar Australia 0,09 persen, poundsterling Inggris 0,04 persen, dan franc Swiss 0,01 persen. Hanya rubel Rusia yang melemah 0,32 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra melihat rupiah berpotensi melemah di kisaran Rp14.320 sampai Rp14.380 per dolar AS pada hari ini. Potensi pelemahan datang dari data inflasi konsumen AS yang mencapai 6,8 persen dan inflasi produsen AS 9,6 persen.
“Ini akan menjadi bahan pertimbangan bank sentral AS untuk mempercepat pengetatan moneter,” ucap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Namun, ia menilai pelemahan rupiah tidak terlalu dalam karena data neraca perdagangan Indonesia akan dirilis pada hari ini. Proyeksinya, neraca dagang nasional masih akan surplus pada November.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia