Harga Minyak Dunia Mendaki, Terkuat sejak Agustus
Harga minyak dunia membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak akhir Agustus lalu. Kenaikan harga minyak disebabkan oleh sentimen pasar yang berkurang akan kekhawatiran penyebaran omicron terhadap pertumbuhan ekonomi global dan permintaan bahan bakar minyak (BBM).
Minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) masing-masing mencatatkan kenaikan sekitar 8 persen di sepanjang pekan ini.
Brent berjangka naik ke level US$75,15 per barel, setelah jatuh 1,9 persen pada hari Kamis. Sementara, WTI naik ke level US$71,67, setelah turun 2 persen.
“Pedagang minyak keluar dari ketakutan mereka dan merasa lebih kuat karena mereka menghitung ulang ekspektasi permintaan mereka setelah varian Omicron,” terang Analis Senior di Chicago Phil Flynn dikutip dari Reuters, Senin (13/12).
Harga konsumen AS naik pada bulan lalu dan menghasilkan kenaikan secara tahunan terbesar sejak 1982, hal ini menambah sentimen positif bagi permintaan minyak di AS.
Awal pekan ini pasar minyak telah pulih dari kerugian yang diderita sejak omicron meluas. Sentimen positif juga ditambah dengan sebuah studi yang menunjukkan bahwa tiga dosis vaksin Pfizer dapat memberikan perlindungan terhadap varian omicron.
“Dengan demikian, pasar minyak telah menetapkan harga ‘skenario terburuk’ lagi, tetapi akan disarankan untuk meninggalkan risiko residual tertentu pada permintaan minyak,” kata Analis Commerzbank Carsten Fritsch.
Walau begitu, harga minyak masih harus dijaga agar tidak kembali goyah.
Pasalnya, China tengah membatasi perjalanan masyarakat dengan lebih ketat dan kepercayaan konsumen dinilai juga melemah.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Economy Okezone