AS Umumkan Kasus Pertama Varian Omicron
Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi kasus pertama varian Omicron pada Rabu, 1 Desember 2021. Kasus pertama AS dilaporkan pada seorang warga yang baru kembali dari Afrika Selatan pada 22 November.
Ia dinyatakan positif tujuh hari kemudian. “Orang yang terinfeksi memiliki gejala ringan dan sedang melakukan karantina sendiri,” kata pejabat tinggi penyakit menular AS, Dr Anthony Fauci, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 2 Desember 2021.
Omicron yang sangat bermutasi dengan cepat menjadi varian dominan dari virus korona di Afrika Selatan kurang dari empat minggu setelah pertama kali terdeteksi di sana.
Selasa malam, maskapai penerbangan di Amerika Serikat diminta untuk menyerahkan nama penumpang yang datang dari bagian selatan Afrika yang terkena Omicron. Varian ini telah ditemukan di puluhan negara, seperti Kanada, Inggris, Spanyol, Auatria, dan Portugal.
Di Timur Tengah, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi melaporkan kasus tersebut.
Indikasi awal yang menunjukkan Omicron mungkin jauh lebih menular daripada varian sebelumnya telah mengguncang pasar keuangan. Para investor khawatir pembatasan baru dapat menghambat pemulihan sementara dari kerusakan ekonomi akibat pandemi.
Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan mengatakan, data epidemiologi awal menunjukkan bahwa Omicron mampu menghindari beberapa kekebalan. Tapi vaksin yang ada masih bisa melindungi terhadap penyakit parah dan kematian.
Dikatakan, 74 persen dari semua genom virus yang telah diurutkan bulan lalu adalah varian baru, yang pertama kali ditemukan dalam sampel yang diambil pada 8 November di Gauteng, provinsi terpadat di Afrika Selatan.
Jumlah kasus baru yang dilaporkan di Afrika Selatan berlipat ganda dari Selasa hingga Rabu.
Ahli epidemiologi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria van Kerkhove mengatakan, data tentang seberapa menular Omicron dapat tersedia “dalam beberapa hari”.
CEO BioNTech menuturkan, vaksin yang dibuatnya dalam kemitraan dengan Pfizer kemungkinan akan menawarkan perlindungan yang kuat terhadap penyakit parah dari Omicron.
Saat ini, sekitar 56 negara dilaporkan menerapkan langkah-langkah perjalanan untuk berjaga-jaga terhadap Omicron pada 28 November.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam apa yang disebutnya “apartheid perjalanan”.
“Larangan perjalanan yang tertutup tidak akan mencegah penyebaran internasional dan mereka membebani kehidupan dan mata pencaharian,” kata WHO.
Namun, WHO mengimbau mereka yang tidak sehat, berisiko atau 60 tahun ke atas dan tidak divaksinasi untuk menunda perjalanan.
Amerika Serikat telah melarang hampir semua orang asing yang telah berada di salah satu dari delapan negara Afrika selatan.
Hong Kong menambahkan Jepang, Portugal, dan Swedia ke dalam pembatasan perjalanannya. Malaysia untuk sementara melarang pelancong dari delapan negara Afrika dan mengatakan, Inggris dan Belanda dapat bergabung dalam daftar tersebut.
Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id