Rupiah Unjuk Gigi ke level Rp14.198 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.198 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (16/11). Mata uang Garuda menguat 3,5 poin atau 0,02 persen dibandingkan Rp14.201 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Di Asia, mayoritas mata uang Asia tunduk di hadapan dolar AS. Tercatat, peso Filipina melemah 0,26 persen, ringgit Malaysia melemah 0,04 persen, baht Thailand melemah 0,05 persen, dan yen Jepang melemah 0,12 persen,
Kemudian, won Korea Selatan melemah 0,24 persen dari dolar AS dan yuan China melemah 0,01 persen. Lalu, dolar Singapura menguat 0,03 persen dan dolar Hong Kong menguat 0,01 persen.
Sebaliknya, mayoritas mata uang di negara maju bergerak menguat terhadap dolar AS. Rinciannya, euro Eropa menguat 0,06 persen, dolar Australia menguat 0,15 persen, dan poundsterling Inggris menguat 0,04 persen.
Lalu, dolar Kanada menguat 0,01 persen dan franc Swiss menguat 0,08 persen.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra memprediksi nilai tukar rupiah bergerak di zona hijau hari ini. Realisasi data neraca perdagangan periode Oktober 2021 masih menjadi sentimen positif untuk rupiah.
Selain itu, pelaku pasar juga masih tertarik dengan aset berisiko. Hal itu terlihat dari indeks saham Asia yang bergerak positif.
“Indeks saham Asia bergerak psoitif pagi ini. Selain itu surplus besar neraca perdagangan Indonesia juga memberikan dukungan bagi penguatan rupiah,” ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Namun, kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berpotensi menahan penguatan rupiah. Dengan demikian, potensi penguatan rupiah berpotensi tipis.
“Potensi penguatan ke arah Rp14.180 per dolar AS, sementara pelemahan ke kisaran Rp14.250 per dolar AS,” jelas Ariston.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Koperzone