AS dan Israel Bentuk Pasukan Keamanan Siber
Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) mengumumkan kemitraan keamanan siber baru dengan Kementerian Keuangan Israel. Mereka mengatakan bahwa kedua negara akan bekerja sama untuk melindungi ekonomi global dari ransomware (pemerasan secara online) dan ancaman terkait teknologi lainnya.
Kemitraan ini diumumkan dalam siaran pers Kementerian Keuangan AS pada Minggu, yang mengklaim bahwa gugus tugas antara kedua negara akan “melindungi infrastruktur keuangan penting dan teknologi baru” dan bekerja untuk “melawan ancaman ransomware terhadap negara-negara dan ekonomi global.”
“Ransomware dan ancaman keuangan gelap lainnya menimbulkan tantangan besar bagi Israel dan Amerika Serikat. Kemitraan yang lebih erat antara kedua negara akan sangat penting, untuk kepentingan ekonomi dan keamanan nasional AS,” ujar Wakil Menteri Keuangan AS, Wally Adeyemo, seperti dikutip RT, Senin 15 November 2021.
Israel dan AS akan berbagi intelijen terkait dengan ancaman keamanan siber di bawah kemitraan baru dan melakukan “latihan keamanan siber lintas batas.” Kementerian Keuangan AS juga akan ambil bagian dalam konferensi CyberTech Global Tel Aviv Israel tahun depan.
“Tindakan ini adalah bagian dari seluruh pemerintahan, fokus, dan upaya terpadu Administrasi Biden untuk melawan ancaman ransomware,” siaran pers Kementerian Keuangan menyimpulkan.
Pemerintah Israel baru-baru ini berusaha menjauhkan diri dari kontraktor teknologi, NSO Group, yang ditemukan menyediakan teknologi mata-mata kepada pelanggan negara asing di Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan India. Spyware yang dibuat oleh kelompok tersebut telah terdeteksi pada perangkat jurnalis dan aktivis hak asasi manusia di seluruh dunia, dan bahkan dilaporkan digunakan untuk memata-matai Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Awal bulan ini, menteri luar negeri Israel Yair Lapid berpendapat dalam konferensi pers bahwa NSO Group adalah “perusahaan swasta” dan “bukan proyek pemerintah,” dan karena itu “tidak ada hubungannya dengan kebijakan pemerintah Israel.”
Perusahaan, bagaimanapun, diberi izin oleh Pemerintah Israel untuk menjual layanannya kepada pelanggan di Arab Saudi.
NSO Group dan perusahaan spyware Israel lainnya, Candiru, ditambahkan ke daftar hitam perdagangan AS bulan ini, dengan pemerintah AS memutuskan bahwa teknologi perusahaan tersebut digunakan “secara jahat” untuk menargetkan “pejabat pemerintah, jurnalis, pebisnis, artis, aktivis, akademisi, dan pekerja kedutaan.”
Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id