Geofanny Tambunan Cerita Perjuangan Lawan Depresi lewat Album Tingki
Mantan penyanyi cilik, Geofanny Tambunan kembali berkarya setelah 18 tahun vakum dari dunia tarik suara.
Geofanny merupakan mantan penyanyi cilik yang sempat menyanyikan lagu-lagu ciptaan Titiek Puspa seperti, “Menabung”, “Aku Suka Musik”, “Marilah Kemari”, dan “Apanya Dong”.
Setelah kembali dari New York, Geofanny Tambunan merilis EP pada 29 Oktober 2021, yang bertajuk Tingki.
Ia sengaja merilis album Tingki agar hidupnya merasa lebih bermakna.
Apalagi, Geofanny pernah mengalami depresi yang berat karena banyak hal yang terjadi dihidupnya.
Dari keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (1/11/2021), kata Tingki diambil dari bahasa batak yang berarti waktu.
Lewat album ini, penyanyi berusia 33 tahun ini ingin berbagi cerita jalur waktu yang terinspirasi dari ilmu matematika tentang urutan angka.
Menurut Geofanny, jarak sebuah angka dengan angka yang lain tak terhingga.
Begitu pula dengan jalur waktu, setiap fase didalamnya memiliki fase yang juga tidak terhingga.
Kemudian, yang membedakan hanyalah bagaimana sudut pandang setiap individu terhadap waktu yang dijalani.
Dalam EP ini Geofanny bekerja sama dengan musisi-musisi ternama seperti Pongki Barata, Dewi ‘Dee’ Lestari, Tagor Tampubolon, Yessi Kristianto, Amal Bhaskara, Natasha Chairani, Ronald Silitonga dan Chicha Adzhari.
Selain itu, Geofanny juga didukung oleh Rio Exo, Aditya Narendra, & Dimas Pradipta.
Album Tingki berisis empat lagu, yakni “Jarak”, “Peluk”, “Menunggu Keajaiban”, dan “Poda”.
Geofanny berharap EP ini bisa menjadi media curahan hati untuk para penikmat musik yang pernah merasakan hal yang sama seperti dirinya.
Sumber : kompas.com
Gambar : Kompas.com