Rupiah Tertekan ke Rp14.190 oleh Risiko Pelemahan Ekonomi Global
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.190 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Kamis (28/10). Posisi ini melemah 18 poin atau 0,12 persen dari Rp14.172 per dolar AS pada Rabu (27/10).
Di kawasan Asia, rupiah melemah bersama mayoritas mata uang lainnya. Hanya yen Jepang yang berada di zona hijau dengan menguat 0,04 persen.
Sementara won Korea Selatan melemah 0,22 persen, yuan China minus 0,13 persen, peso Filipina minus 0,1 persen, dolar Singapura minus 0,1 persen, baht Thailand minus 0,1 persen, ringgit Malaysia minus 0,07 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,01 persen.
Hal yang sama terjadi di jajaran mata uang utama negara maju. Hanya rubel Rusia yang menguat 0,07 persen dari dolar AS.
Sisanya, dolar Australia melemah 0,32 persen, dolar Kanada minus 0,11 persen, poundsterling Inggris minus 0,07 persen, euro Eropa minus 0,06 persen, dan franc Swiss minus 0,05 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah di kisaran Rp14.150 sampai Rp14.200 per dolar AS sepanjang hari ini. Sebab, sentimen kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi kembali muncul akibat data inflasi tinggi di sejumlah negara di dunia.
“Nilai tukar rupiah kemungkinan masih mengalami tekanan terhadap dolar AS hari ini,” ucap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Inflasi tinggi dikhawatirkan akan memberi dampak pengetatan kebijakan moneter dari bank-bank sentral di dunia. Salah satunya yang sudah terlihat adalah rencana bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) untuk mengurangi suntikan likuiditas (tapering).
Kendati begitu, Ariston melihat potensi pelemahan mata uang Garuda mungkin tidak dalam karena tingkat imbal hasil (yield) surat uang AS, US Treasury bertenor 10 tahun tengah turun ke bawah level 1,6 persen.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : BeritaSatu.com