Krisis Energi Global Dorong Asia Beralih ke Minyak AS
Krisis energi yang tengah melanda membuat permintaan di Asia untuk minyak Amerika Serikat (AS) meningkat. Menurut para pedagang Tiongkok dan pembeli Asia lainnya telah mengambil supertanker minyak mentah asam AS untuk pengiriman pada November dan mencari lebih banyak untuk Desember.
Mengutip The Business Times, Senin, 18 Oktober 2021, sebagian besar pembeli mencari di AS yang baru-baru ini nilainya merosot ke level terendah dalam lebih dari setahun, dengan insentif tambahan setelah Pemerintah Tiongkok memberikan jutaan ton kuota impor minyak mentah.
“Penyebaran yang luas antara minyak berjangka Brent dan West Texas Intermediate akan mengakomodasi ekspor minyak mentah AS yang lebih tinggi,” kata Analis Hulu Energi ESAI untuk Amerika Utara Elisabeth Murphy.
WTI telah diperdagangkan setidaknya USD3 per barel di bawah Brent sejak Agustus, diskon yang umumnya menguntungkan ekspor minyak mentah AS. Nafsu makan Asia yang meningkat untuk minyak mentah AS datang setelah pemulihan yang meluas dalam aktivitas bahan bakar dan angkutan jalan.
Hal itu juga menjelang musim dingin yang kemungkinan melihat lebih banyak permintaan minyak dari sektor listrik. Kondisi tersebut turut terjadi terhadap defisit pasokan global bahan bakar fosil yang mendorong harga lebih tinggi.
Minyak brent
Minyak mentah Brent melampaui USD85 per barel Jumat lalu setelah berbulan-bulan ada pembatasan produksi oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya dalam menanggapi pandemi.
Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman pekan lalu menegaskan kembali perlunya OPEC dan sekutunya untuk mengambil pendekatan bertahap untuk memulihkan produksi. Murphy dari ESAI memperkirakan sekitar 700.000 barel per hari dalam permintaan minyak mentah tambahan dari Eropa dan Asia digabungkan musim dingin ini.
“Karena peralihan dari gas alam ke minyak. Dengan bantuan diskon WTI yang luas untuk Brent, ekspor minyak mentah AS bulan ini diramal mencapai 3,1 juta hingga 3,2 juta barel per hari, naik dari sekitar 2,6 juta bulan lalu,” katanya.
Dengan AS juga akan segera memasuki musim dingin, peningkatan permintaan luar negeri akan berarti lebih banyak persaingan untuk penyulingan Amerika. Apalagi badai Ida telah menyebabkan hilangnya 30 juta barel pasokan lokal, dengan beberapa produksi baru akan kembali tahun depan.
Sumber : medcom.id
Gambar : Kompas.com