Proyeksi Ekonomi Jerman Dipangkas Gegara Gangguan Pasokan
Keterbatasan pasokan komponen dan bahan baku secara global mempersulit ekonomi Jerman yang didominasi oleh industri berbasis ekspor.
Hal ini membuat gabungan lembaga institut terkemuka Jerman memangkas proyeksi pertumbuhan pada tahun ini. Gabungan institusi tersebut terdiri atas DIW Berlin, Ifo Institute, IfW Kiel, Halle Institute for Economic Research (IWH), dan RWI Jerman.
Mereka merevisi pertumbuhan ekonomi Jerman ke kisaran 2,4 persen. Angka ini lebih rendah dari proyeksi April lalu sebesar 3,7 persen.
“Pandemi covid-19 telah menekan ekonomi Jerman,” terang gabungan institusi tersebut dikutip dari AFP, Kamis (14/10).
Sebelumnya, ekonomi Jerman mampu tumbuh secara signifikan. Namun, ekonomi kembali melemah akibat hambatan pasokan yang memukul industri manufaktur. Akibatnya, saat ini, hanya industri yang melayani konsumen yang bisa tumbuh.
Kendati demikian, mereka optimistis efek pandemi dan keterbatasan pasokan dapat diatasi secara perlahan pada 2022. Bahkan, mereka berani menaikkan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan dari 3,9 persen menjadi 4,8 persen.
Kepala Ekonom VDMA Ralph Wiechers menjelaskan sektor bisnis harus berhadapan dengan keterbatasan pasokan seperti palet untuk kayu, material pembungkus, besi, chips komputer, hingga semikonduktor. Bahkan, beberapa perusahaan harus memangkas permintaan pelanggannya karena kekurangan bahan baku.
Agensi Statistik Federal Jerman Destatis melaporkan produksi industri menurun sebesar 4 persen pada Agustus secara bulanan. Permintaan pelanggan ikut turun hingga 7,7 persen pada Juli.
Industri otomotif Jerman seperti Volkswagen, Opel, dan Ford mengalami keterbatasan pasokan. Bahkan, BMW dan Mercedes-Benz mengekspor kendaraan dengan beberapa komponen yang hilang.
Tidak sampai di situ, Jerman turut dihantui inflasi yang naik dengan pesat hingga 4,1 persen. Ini menjadikan Jerman memasuki fase inflasi tertinggi setelah terakhir terjadi pada 1993.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia