Dolar Terkerek Kenaikan Obligasi AS
Mata uang dolar Amerika Serikat (USD) mencapai level tertinggi pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), di tengah ekspektasi pasar akan pembelian obligasi secara besar-besaran bulan depan.
Imbal hasil obligasi AS melonjak ke level tertinggi lebih dari 18 bulan, karena investor menjual surat utangnya. Hal ini seiring dengan lonjakan harga energi yang memicu inflasi dan menambah tekanan bagi The Fed untuk mengambil tindakan lebih cepat dari yang diperkirakan.
Mengutip Antara, Rabu, 13 Oktober 2021, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, menyentuh 94,563. Angka ini tertinggi sejak akhir September 2020.
Investor akan mengamati data Indeks Harga Konsumen AS dan data penjualan ritel untuk mencari petunjuk lebih lanjut tentang kapan The Fed mungkin mulai mengurangi stimulusnya.
“Datanya akan sangat besar,” kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions.
Lonjakan imbal hasil AS mendorong investor untuk membuang yen Jepang terhadap dolar, yang mengakibatkan penurunan harian terbesar kedua dalam mata uang Jepang hingga 0,4 persen.
Dolar juga menguat terhadap euro, dengan mata uang bersama turun 0,23 persen pada 1,1525 dolar AS, terendah sejak Juli 2020.
Dolar Australia yang terkait komoditas naik 0,16 persen pada 0,7357 dolar AS. Di pasar mata uang kripto, Bitcoin turun 3,02 persen menjadi USD55.750. Ether, uang kripto terbesar kedua di dunia turun 1,38 persen menjadi USD3.495.
Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id