Data Tenaga Kerja AS Di Bawah Ekspektasi, Bisa Beri Stamina Bagi Rupiah
Rupiah bisa mendapat angin dari data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang di bawah ekspektasi. Analis memproyeksikan rupiah berpotensi menguat di awal pekan.
Mengutip Bloomberg, Jumat (8/10), rupiah melemah 0,04% ke Rp 14.223 per dollar AS. Sementara, rupiah di JISDOR Bank Indonesia (BI) menguat 0,09% ke Rp 14.225 per dollar AS.
Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya mengatakan, faktor penggerakan rupiah di awal pekan adalah data tenaga kerja AS, terutama data tenaga kerja di luar bidang pertanian atawa non farm employment change. Jumat (8/10), data tersebut dirilis lebih rendah di 194.000 dari ekspektasi pasar di 490.000 dan data bulan sebelumnya di 366.000.
Andian mengatakan data tenaga kerja AS yang dirilis di bawah ekspektasi dan di bawah periode sebelumnya berpeluang membuat dollar AS melemah dan menopang rupiah menguat.
Sementara itu, rupiah juga masih tersokong optimisme pelaku pasar pada turunnya angka kasus baru Covid-19. Alhasil, rupiah masih cukup diminati dan bertahan di bawah Rp 14.300 per dollar AS. “Data ekonomi dalam negeri juga masih pelaku pasar pandang baik dan menimbulkan optimisme pasar,” kata Andian, Jumat (8/10).
Namun, data tenaga kerja AS yang lain berhasil membaik, seperti pendapatan rata-rata per jam naik 0,6% dan data pengangguran berhasil menurun ke 4,8%.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan, di tengah hasil data tenaga kerja AS yang dirilis beragam, rupiah berpotensi melemah terbatas di awal pekan. Sentimen positif dari dalam negeri yang menopang rupiah adalah peningkatan ekspor saat harga komoditas dalam tren naik.
Pada perdagangan Senin (11/10), Andian memperkirakan, rupiah berada dalam rentang Rp 14.170 per dollar AS-Rp 14.400 per dollar AS. Sementara, Josua memproyeksikan rentang rupiah di Rp 14.200 per dollar AS-Rp 14.300 per dollar AS.
Sumber : kontan.co.id
Gambar : BeritaSatu.com