Cabut Pembatasan Perjalanan, Malaysia Masuki Fase Endemi

Rencana pemerintah Malaysia untuk memindahkan negara ke fase endemi dari status pandemi covid-19 saat ini berjalan sesuai rencana. Hal ini tidak lagi terfokus pada kekebalan kelompok, melainkan untuk memberikan cakupan vaksinasi seluas mungkin kepada masyarakat.

Kementerian Kesehatan sedang mencari cara untuk memasuki fase transisi ‘hidup dengan virus covid-19’ dengan jumlah kasus saat ini dalam kisaran yang dapat diprediksi dan tidak membebani kesehatan masyarakat.

Namun demikian, Oktober ini menandai periode penting karena banyak kegiatan diizinkan untuk dilanjutkan. Ini selanjutnya akan memungkinkan transisi berlangsung secara bertahap, sejalan dengan vaksinasi lengkap terhadap 90 persen populasi orang dewasa dan jumlah remaja yang terus bertambah.

Ini mungkin kabar baik tetapi warga Malaysia diminta tidak boleh lalai dari kebutuhan untuk menahan virus. Masih terlalu dini untuk merayakan kembalinya ke masa pra-pandemi, terutama dengan varian yang mengancam jiwa dan sangat menular seperti Delta yang masih bermutasi.

Menurut portal CovidNow, 20,9 juta orang atau 89,4 persen dari populasi orang dewasa di Malaysia telah menyelesaikan vaksinasi mereka pada 8 Oktober. Bagi mereka yang berusia antara 12 hingga 17 tahun, 177.029 remaja atau 5,6 persen sekarang telah divaksinasi lengkap.

Namun, vaksinasi untuk mereka yang berusia di bawah 12 tahun belum dimulai. Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin mengatakan bahwa pembicaraan sedang diadakan dengan produsen vaksin untuk pengadaan vaksin covid-19 untuk anak-anak di bawah 12 tahun. Perusahaan sedang bersiap untuk mengirim data yang relevan ke setiap badan pengatur di seluruh dunia termasuk ke Malaysia.

Kini yang terutama dilakukan terlebih dahulu adalah pembukaan pembatasan perjalanan.

Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob, pada konferensi pers khusus Minggu 10 Oktober mengatakan bahwa pemerintah setuju untuk mengizinkan individu yang telah divaksinasi lengkap dengan vaksin covid-19 untuk bepergian melintasi negara bagian tanpa harus mendapatkan izin polisi. Ketentuan itu berlaku mulai Senin 11 Oktober dini hari waktu setempat.

Setelah itu, Inspektur Jenderal Polisi Datuk Seri Acryl Sani Abdullah Sani, dalam sebuah pernyataan, mengatakan Polisi Kerajaan Malaysia akan melakukan inspeksi acak di area fokus dan menghilangkan penghalang jalan di perbatasan negara bagian kecuali di area dengan perintah kontrol gerakan yang ditingkatkan, Op Benteng serta untuk pencegahan kejahatan dan alasan keamanan.

Sementara itu tidak ada arus lalu lintas yang tidak biasa dilaporkan di jalan-jalan utama yang mengarah ke luar ibu kota meskipun pemerintah telah mengizinkan perjalanan antar negara bagian mulai pukul 12.00 malam.

Direktur Departemen Investigasi dan Penegakan Lalu Lintas Bukit Aman (JSPT) Datuk Mat Kasim Karim ketika dihubungi mengatakan, sejauh ini tidak ada lalu lintas yang tidak biasa sejauh ini tadi malam.

“Masyarakat juga diingatkan untuk tidak terlalu antusias melakukan perjalanan antarnegara karena negara ini masih menghadapi pandemi covid-19,” katanya, seperti dikutip dari Bernama, Senin 11 Oktober 2021.

Sementara itu, pemantauan Bernama di plasa tol Gombak dan Jalan Duta pada tengah malam menemukan arus lalu lintas normal meski jumlah kendaraan bertambah.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *