Yield Surat Utang AS Naik, Rupiah Unjuk Gigi ke Rp14.210

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.210 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (8/10). Mata uang Garuda menguat 6 poin atau 0,05 persen dibandingkan Rp14.216 per dolar AS pada Kamis (7/10).

Rupiah menguat bersama peso Filipina menguat 0,11 persen dan dolar Singapura 0,04 persen dari dolar AS. Sementara dolar Hong Kong stagnan.

Sedangkan mayoritas mata uang Asia lainnya melemah dari dolar AS, seperti won Korea Selatan melemah 0,22 persen, yen Jepang minus 0,21 persen, baht Thailand minus 0,19 persen, yuan China minus 0,06 persen, dan ringgit Malaysia minus 0,02 persen.

Sebaliknya, mayoritas mata uang utama negara maju justru berada di zona hijau. Dolar Kanada menguat 0,03 persen, dolar Australia 0,03 persen, euro Eropa 0,02 persen, dan poundsterling Inggris 0,01 persen.

Tapi, rubel Rusia melemah 0,13 persen dan franc Swiss minus 0,08 persen.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra menilai penguatan rupiah terjadi karena fundamental ekonomi Indonesia sedang baik. Hal ini tercermin dari cadangan devisa yang tinggi dan harga komoditas yang naik di pasar global sehingga meningkatkan ekspor.

Rupiah sendiri diperkirakan bergerak di kisaran Rp14.200 sampai Rp14.230 per dolar AS pada hari ini.

Kendati begitu, ia menilai ada potensi tekanan terhadap rupiah dari kenaikan tingkat imbal hasil (yield) surat utang AS, US Treasury bertenor 10 tahun ke kisaran 1,59 persen.

“Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kemungkinan akan tertahan hari ini dengan kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS mengantisipasi tapering,” jelas Ariston kepada CNNIndonesia.com.

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *