Data Ketenagakerjaan AS Masih Jadi Penyebab Dolar Tergelincir

Mata uang dolar Amerika Serikat (USD) kembali tergelincir terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada perdagangan waktu setempat (Selasa WIB).

Pelemahan dolar tersebut lantaran para pedagang menunggu data ketenagakerjaan AS pada akhir pekan ini sebagai petunjuk kebijakan Federal Reserve selanjutnya.

Mengutip Antara, Selasa, 5 Oktober 2021, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang saingannya, merosot 0,2 persen menjadi 93,802. Indeks naik 0,8 persen minggu lalu ke level tertinggi sejak akhir September 2020.

“Data penggajian (payrolls) nonpertanian akan menjadi fokus besar untuk pasar minggu ini,” ujar kepala global valas di Jefferies di New York, Brad Bechtel.

Adapun data tenaga kerja AS diperkirakan meningkat sebanyak 488 ribu pekerjaan. Hal ini cukup bagi Federal Reserve untuk mulai melakukan tapering off sebelum akhir tahun.

The Fed pun telah mengisyaratkan kemungkinan akan mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan segera setelah November tetapi tersandung besar dalam data tenaga kerja yang dapat menunda rencananya, para pedagang khawatir.

“Akankah Fed bereaksi negatif terhadap pencetakan 300 ribu (pekerjaan)? Mungkin tidak. Dengan momentum tapering yang sudah sangat tinggi, The Fed akan mengalami kesulitan untuk membalikkan keadaan setelah kehilangan kecil dari seri yang sangat fluktuatif,” tambah Bechtel.

Adapun kenaikan permintaan terhadap barang-barang produksi AS memberikan angin segar terhadap dolar meskipun pertumbuhan ekonomi di negara tersebut melambat pada kuartal ketiga karena kekurangan bahan baku dan tenaga kerja.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Bisnis.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *