Penguatan Yield Obligasi AS Buat Rupiah Lesu ke Rp14.295

Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.295 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (29/9) pagi. Posisi ini melemah 0,16 persen dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.272 per dolar AS.

Dari eksternal, mayoritas mata uang di Asia melemah di hadapan dolar AS. Tercatat, yen Jepang melemah 0,05 persen, baht Thailand melemah 0,13 persen, yuan China melemah 0,18 persen, won Korea Selatan melemah 0,18 persen, ringgit Malaysia melemah 0,17 persen, dan dolar Singapura melemah 0,04 persen.

Begitu juga dengan mata uang maju, di mana mayoritas melemah terhadap dolar AS. Detailnya, dolar Australia melemah 0,03 persen, poundsterling Inggris melemah 0,01 persen, dolar Kanada melemah 0,02 persen, sedangkan franc Swiss menguat 0,01 persen.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra meramalkan rupiah kembali melemah hari ini. Kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS masih menjadi sentimen negatif untuk rupiah.

“Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun menyentuh level tinggi baru sejak 17 Juni 2021 di 1,55 persen,” ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.

Kenaikan yield, sambung Ariston, terjadi karena pasar mengantisipasi peluang tapering off yang akan dilakukan The Fed akhir tahun ini dan jadwal kenaikan suku bunga acuan yang dipercepat. Semua ini membuat dolar AS perkasa terhadap mayoritas mata uang.

“Hari ini potensi pelemahan rupiah ke kisaran Rp14.300-Rp14.320 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.250 per dolar AS,” tutup Ariston.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Bisnis.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *