Filipina Segera Uji Coba Kelas Tatap Muka Terbatas di 120 Sekolah
Filipina akan membuka kembali 120 sekolah untuk uji coba kelas tatap muka terbatas. Pembukaan sekolah ini merupakan kali pertama di Filipina sejak awal pandemi Covid-19.
“Kami harus melakukan uji coba tatap muka karena. Ini bukan hanya masalah pendidikan, tapi sudah masuk ke ranah kesehatan mental anak-anak,” kata juru bicara kepresidenan Filipina, Harry Roque, dilansir dari AFP, Senin, 20 September 2021.
“Ini juga menyangkut masalah ekonomi, karena kita mungkin akan kehilangan satu generasi jika tidak segera melakukan kelas tatap muka,” imbuhnya.
Harry mengatakan Presiden Rodrigo Duterte telah menyetujui uji coba ini. Kebijakan berlaku untuk 100 sekolah umum dan 20 sekolah swasta di daerah ‘berisiko kecil’ penularan Covid-19.
Ruang kelas akan terbuka untuk kelas tatap muka di kalangan murid TK hingga kelas 3 serta sekolah menengah atas. Jumlah siswa dan jam tatap muka akan sangat dibatasi, walau detailnya belum disebutkan.
Sekolah yang ingin ambil bagian dalam uji coba ini akan dinilai kesiapannya. Sekolah juga perlu terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pemerintah daerah masing-masing. Persetujuan tertulis dari orang tua juga diperlukan.
“Kalau uji coba perdana ini berlangsung aman dan efektif, maka secara bertahap akan kita tingkatkan,” seru Menteri Pendidikan Filipina Leonor Briones.
Sebelumnya, Duterte pernah menolak proposal kelas tatap muka karena khawatir anak-anak dapat tertular Covid-19 dan menginfeksi orang tua atau anggota keluarga mereka yang berusia lanjut.
Tetapi seruan kuat terus meningkat dari dana anak-anak PBB (UNICEF) dan kelompok guru untuk memberlakukan kembali kelas tatap muka.
France Castro dari Aliansi Guru Peduli Filipina mengatakan kepada AFP bahwa keputusan uji coba tatap muka ini “sudah lama tertunda.”
Menurut data Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), anak-anak berusia 15 tahun di Filipina berada di daftar terbawah dalam hal membaca, matematika dan sains.
Sebagian besar siswa di sekolah umum di Filipina belajar di ruangan kelas berukuran besar, dengan metode pengajaran yang dinilai ketinggalan zaman. Selain itu, kurangnya investasi dalam infrastruktur, seperti toilet, disebut menjadi salah satu faktor yang membuat anak-anak di Filipina tertinggal dari negara lain.
Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id