Trudeau-O’Toole Kampanye Terakhir Jelang Pemungutan Suara Pemilu Kanada
Pemimpin Partai Liberal Kanada Justin Trudeau dan saingan utamanya, pemimpin Partai Konservatif Erin O’Toole melakukan kampanye terakhir jelang Pemilu Kanada yang akan berlangsung Senin 20 September 2021. Keduanya bersaing ketat dalam jajak pendapat publik.
Trudeau menyerbu melalui distrik pemilihan di Provinsi Ontario, Manitoba dan British Columbia. Sementara O’Toole berfokus pada kota metropolitan Toronto yang kaya akan suara dan komunitas sekitarnya.
“Bagaimana kita akan mengakhiri pandemi ini? Nilai apa yang akan kita bawa ke pemerintah? Arah apa yang akan kita berikan untuk keluarga kita, bisnis kita, dan masa depan kita? Itu sebabnya kita dalam pemilihan ini,” kata Trudeau pada pemberhentian kampanye pertamanya, seperti dikutip AFP.
Pria berusia 49 tahun itu berjuang untuk menggemparkan kampanyenya untuk masa jabatan ketiga, setelah menyerukan pemilihan cepat bulan lalu dalam upaya untuk mendapatkan kembali mayoritas yang hilang dari Partai Liberal dalam pemungutan suara terakhir hanya 18 bulan sebelumnya.
O’Toole, sementara itu, muncul di kancah politik Kanada dalam lima minggu terakhir setelah tetap relatif tidak dikenal oleh warga Kanada sejak menjadi pemimpin Konservatif satu tahun lalu di tengah pandemi.
Pemimpin faksi-faksi yang lebih kecil, seperti Jagmeet Singh dari Partai Demokrat Baru yang berhaluan kiri, Yves-François Blanchet dari separatis Blok Quebecois dan Annamie Paul dari Partai Hijau juga berkampanye di daerah pemilihan masing-masing pada hari terakhir ini.
Hasil pemungutan suara Senin sepenuhnya tidak dapat diprediksi karena dua partai utama yang telah memerintah Kanada sejak konfederasinya pada 1867 bersaing ketat. Sekitar 31 persen responden jajak pendapat mengatakan bahwa mereka berniat untuk memilih masing-masing.
Jika tidak ada yang memenangkan mayoritas mutlak dari 338 kursi House of Commons (Parlemen Kanada) untuk diperebutkan, maka akan terserah kepada partai dengan pluralitas kursi untuk membentuk pemerintahan minoritas kelima Kanada sejak 2004.
Jurang kegagalan
“Partai Liberal memiliki sedikit keunggulan, jadi pemilihan ini mungkin akan sia-sia,” ucap Daniel Beland, seorang profesor politik di Universitas McGill di Montreal.
Trudeau bertaruh bahwa orang Kanada akan menghargai penanganannya yang mahir terhadap pandemi dan peluncuran vaksin yang lancar. Dia yakin akan memenangkan suara Ottawa dengan mayoritas kuat dan memungkinkannya untuk meloloskan agendanya tanpa dukungan oposisi.
Tetapi kampanye itu tidak berjalan seperti yang direncanakan untuk perdana menteri, dengan partai-partai oposisi mendapatkan lebih banyak dukungan daripada yang diperkirakan secara luas. Belum lagi dengan pandemi covid-19 keempat yang tiba-tiba muncul karena varian Delta di beberapa bagian negara itu, mengancam hasil perjuangan keras melawan virus tersebut.
“Kami pasti akan memiliki gagasan tentang kemungkinan hasil Senin malam (setelah pemungutan suara ditutup). Tetapi kami mungkin harus menunggu hari lain untuk hasil akhir karena jumlah surat suara yang lebih besar dari biasanya,” ucap Felix Mathieu, seorang profesor politik Universitas Winnipeg.
Apa pun hasilnya, pemilu hampir pasti akan dianggap gagal bagi Trudeau, karena telah melemahkan posisi politiknya.
“Dia mengadakan pemilihan dengan berpikir dia bisa meningkatkan nasibnya dan mendapatkan lebih banyak kursi di House of Commons. Tapi jelas itu tidak akan terjadi,” ujar Profesor Universitas Ottawa Genevieve Tellier kepada AFP.
Tellier mengatakan, pemimpin Liberal membuat “penjualan yang kuat” kepada pemilih, tetapi akan sulit baginya untuk memperbaiki citranya yang ternoda.
“Banyak orang merasa dia banyak bicara, tapi tidak cukup berakting,” katanya.
Lewatlah sudah hari-hari Trudeau pada 2015 ketika dia membawa partainya dari tempat ketiga ke nomor satu.
Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id